Mohon tunggu...
Wachid Hamdan
Wachid Hamdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Hanya orang biasa yang menekuni dan menikmati hidup dengan santai. Hobi menulis dan bermain musik. Menulis adalah melepaskan lelah dan penat, bermusik adalah pemanis saat menulis kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memaksa Diri Berjuang, di Tengah Kehidupan yang Suka Bercanda

5 Oktober 2024   15:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   15:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tahun 2022 menjadi tonggak awal cerpen saya diterima di media umum. Yaitu duniasantri.co dengan judul "Kilat Golok Pejuang." Namun, waktu itu hanya sebatas untuk unjuk gigi. Setelah sadar kalau saya memang harus memiliki skill, makanya waktu itu saya gunakan untuk menulis, membaca, membaca, membaca, menulis, membaca, membaca, membaca, menulis.

Tidak gampang memiliki karya yang dapat di muat di media masa. Namun, ketekunan, menikmati siksa perjuangan, dan proses, akhirnya membuat tulisan-tulisan saya terbit di mojok.co, anakpanah.id, duniasantri.co, solidernews.com, dan sebagainya. Apakah selesai cobaan hidup saya? Tentu tidak!

Harus kembali turun dalam dunia realita, skripsi yang masih nggantung, kawan-kawan dekat yang mulai asik dengan cewek dan kesibukannya, dan orang tua yang mulai mencurahkan kasihnya ke adik-adik saya. Tentu itu menjadi beban moril lagi. Saya harus menerima perjuangan jadi anak pertama, difabel netra, dihantam stigma, dan sebagainya. Ya, sudahlah.... Mungkin memang itu yang Tuhan inginkan.

Bukan Menuntut Kehidupan, Tapi Menikmati Alur Waktu Kehidupan

Menyikapi hal-hal di atas, akhirnya setelah semedi beberapa waktu, saya memutuskan untuk menikmati saja apa yang terjadi. Toh, apa pun yang kini ada di hadapan saya, saya tidak bisa merubah semuanya. Hanya soal-soal pribadi lah yang bisa saya ubah. Disiplin, mulai terus berkarya, mengacuhkan stigma, dan menguatkan mental sebagai difabel netra.

Persetan dengan sahabat yang sudah asik dengan dunia barunya, orang tua yang melepaskan saya sebagai anak yang sudah dipandang dewasa, pikiran buyer mikir skripsi, dan memperbanyak profesional etos kerja. Nikmati, nikmati, nikmati. Tuhan Pasti akan membukakan jalan. Entah kapan. Bisa satu hari, minggu, bulan, bahkan tahun.

Fokus saja mengembangkan diri. Kerjakan yang dekat terlebih dahulu dan lagi-lagi nikmati saja prosesnya. Meski pahit, lapar, bingung, ragu, dan stres terus mencumbu tanpa jeda. Saya akan terus berjuang wahai Semestaaaa! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun