Mohon tunggu...
azka hidayatu sholihin
azka hidayatu sholihin Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

membaca, nonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuntilanak Kamar Kos

15 Februari 2024   08:16 Diperbarui: 15 Februari 2024   08:21 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar ; webtoon/Airaa Gans

Di sebuah kampus yang terkenal dengan keangkerannya, ada seorang mahasiswa baru bernama Budi. Budi adalah seorang pemuda ceria yang baru saja pindah ke kota itu untuk menempuh pendidikan tinggi. Dia memutuskan untuk tinggal di sebuah kos-kosan tua yang konon katanya sering dikunjungi oleh makhluk halus, termasuk kuntilanak.

Budi tidak terlalu percaya dengan cerita-cerita seram tersebut. Dia merasa nyaman di kamarnya yang kecil itu, meskipun suasana kos-kosan terasa agak mencekam di malam hari. Namun, keberaniannya diuji ketika suatu malam, dia mendengar suara aneh dari dalam lemari besi tua di pojok kamar.

Budi yang penasaran sekaligus ingin membuktikan bahwa tak ada yang perlu ditakuti, dengan penuh keberanian membuka pintu lemari itu. Tiba-tiba, seorang kuntilanak muncul di depannya dengan rambut panjangnya yang menjuntai dan matanya yang memancarkan cahaya biru.

Budi, yang pada awalnya terkejut, justru terbahak-bahak melihat penampilan kuntilanak itu. "Wow, kau memang hebat sekali dalam membuat penampilan menyeramkan," ujar Budi sambil menahan tawa.

Kuntilanak yang terkejut dengan reaksi Budi, bertanya dengan suara serak, "Kenapa kau tidak ketakutan padaku?"

Budi masih tersenyum, "Maaf, tapi aku tidak bisa takut padamu. Kamu terlalu klise untuk sebuah hantu. Rambut panjang, mata biru, suara serak... Sungguh, itu sudah terlalu klise!"

Kuntilanak agak tersinggung, "Apa?! Aku tidak klise! Aku sudah berlatih bertahun-tahun untuk terlihat menyeramkan."

Budi dengan santainya berkata, "Maaf, tapi kamu kelihatan seperti model rambut di iklan sampo anti-ketombe."

Kuntilanak terdiam sejenak, kemudian malah tertawa, "Benar juga sih, mungkin sudah saatnya aku mengubah penampilan."

Sejak saat itu, Budi dan kuntilanak itu menjadi teman yang tak terpisahkan. Mereka sering menghabiskan waktu dengan bercanda dan tertawa bersama. Bahkan, kuntilanak itu akhirnya mengikuti saran Budi untuk mencoba gaya rambut yang lebih modern.

Dari hari itu, kos-kosan itu menjadi tempat yang penuh dengan tawa, bukan lagi dengan ketakutan. Budi dan kuntilanaknya menjadi legenda hidup di kampus mereka, membuktikan bahwa terkadang, hal-hal yang menakutkan bisa menjadi sumber kegembiraan yang besar.

Beberapa minggu setelah pertemuan mereka, Budi mendapati bahwa kuntilanak itu sebenarnya adalah seorang mahasiswi bernama Siti yang meninggal dunia secara tragis di kos-kosan itu beberapa tahun yang lalu. Siti bercerita bahwa dia tersesat di dunia hantu karena tak bisa menerima kenyataan bahwa rambut panjangnya yang indah telah terpotong pendek saat kecelakaan yang menewaskan dirinya.

Budi yang prihatin dengan cerita Siti, dengan penuh semangat membantunya menerima kenyataan. Mereka melakukan berbagai hal bersama, seperti memotong dan merapikan rambut Siti, mencoba berbagai gaya rambut baru yang membuat Siti merasa lebih percaya diri.

Tidak hanya itu, Budi juga membantu Siti menemukan kedamaian di dunia lain. Dengan bantuan Budi, Siti akhirnya menemukan keberanian untuk menerima kenyataan dan meneruskan perjalanannya ke alam lain.

Seiring waktu berlalu, kisah persahabatan unik antara Budi dan Siti menjadi legenda di kampus. Mereka menjadi contoh bahwa persahabatan tidak mengenal batas, baik itu antara manusia dan makhluk halus.

Ketika Budi lulus dan meninggalkan kos-kosan itu, ia meninggalkan kenangan yang indah bersama Siti. Meskipun mereka tak bisa lagi bersama secara fisik, tetapi persahabatan mereka tetap abadi dalam ingatan semua orang yang pernah mengenal mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun