Menjelang memasuki masa tenang pemilihan bupati dan wakil bupati Merangin tahun 2018. Waktu yang singkat ini akan dimanfaatkan secara bergantian oleh seluruh pasangan calon bupati dan wakil bupati Merangin untuk melaksanakan kampanye rapat umum atau kampanye terbuka atau yang lebih populer dengan sebutan kampanye akbar.Â
Sesuai kesepakatan antara KPU kabupaten Merangin dan tim Paslon waktu pelaksanaan kampanye akbar akan dilangsungkan pada tanggal 21 hingga 23 Juni 2018.
Berdasarkan informasi yang penulis himpun bahwa Paslon nomor urut 1 Fauzi - Sujarmin (Fajar) akan mengambil 'jatah' kampanye ini pada Kamis 21 Juni 2018 bertempat di lapangan Desa Meranti (B3) kecamatan Renah Pamenang tepatnya di wilayah Dapil III.Â
Paslon ini akan menghadirkan beberapa penyanyi diantaranya Dwi Pantura, Roni Atuk & Anita dengan guest star penyanyi dangdut Fitri Karlina dan pelantun lagu 'stasiun balapan' Dedi Kempot.
Sementara itu pada Jum'at 22 Juni 2018 paslon nomor urut 3 Nalim - Khafid yang akan melaksanakan kampanye akbar dengan menghadirkan band papan atas yaitu Repvblik.Â
Selanjutnya pada hari terakhir masa kampanye, Sabtu 23 Juni 2018 akan dimanfaatkan oleh Paslon nomor urut 2 Al Haris - Mashuri (Hamas) yang akan melaksanakan kampanye akbar dengan menghadirkan penyanyi Ayudia KDI dengan bintang tamu Setia Band. Paslon nomor urut 2 dan 3 ini memilih tempat yang sama yakni di lapangan KONI Pematang Kandis.Â
Merujuk defenisi kampanye menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum nomor 4 tahun 2017 Tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, bahwa Kampanye pemilihan, yang selanjutnya disebut kampanye adalah kegiatan menawarkan visi, misi, program Pasangan Calon dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan mengenalkan atau meyakinkan Pemilih.
Namun, menjelang kampanye rapat umum ini bisa kita perhatikan diberbagai media sosial yang mana banner berisikan undangan terbuka untuk masyarakat Merangin agar menghadiri acara tersebut kesemuanya terlihat jelas hanya menonjolkan sosok bintang tamu dari kalangan artis bukan siapa tokoh yang menjadi juru kampanye (Jurkam) guna meyakinkan pemilih pada kampanye akbar yang hanya diberi jatah oleh PKPU 4 tahun 2017 cuma satu kali untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota.
Esensi dari kampanye itu sendiri sudah berubah, kampanye akbar sepertinya sebuah kesempatan nonton konser gratis bagi masyarakat dan sepertinya keinginan masyarakat ini seakan di restui betul oleh seluruh tim maupun pasangan calon sebagai bukti bahwa seluruh tim paslon sibuk mengkampanyekan nama-nama artis yang akan dihadirkan jagoannya itu. Apakah jika kurang promosi khawatir kampanye akbar akan sepi penonton? Entahlah.
Apakah menghadirkan artis saat pelaksaan kampanye akbar salah? Tentu tidak salah. Dengan adanya artis maka gelombang massa dijamin akan tumpah ruah di hadapan panggung kampanye, makin banyak yang hadir semakin luas pula pengetahuan masyarakat kita tentang visi dan misi serta program pasangan calon.Â
Namun demikian berdasarkan pengamatan selama ini bahwa, mayoritas peserta kampanye akan lebih fokus mengikuti acara selama hiburan musik masih dimainkan.
Namun, mayoritas peserta kampanye akan riuh bahkan buyar saat orasi politik disampaikan, boleh dibuktikan. Kejadian seperti ini kita tidak bisa semata menyalahkan peserta kampanye.Â
Sebab, bisa jadi kehadirannya bukan untuk mendengarkan visi dan misi apalagi program namun semata hanya untuk menikmati suguhan hiburan tanpa mengeluarkan bayaran. Kelompok massa yang semacam ini dipastikan akan hadir setiap kampanye khususnya yang menghadirkan para artis atau grub band.
Pertanyaan lain muncul apakah kegiatan yang barang tentu menghabiskan costdikisaran angka ratusan juta bahkan tak menutup kemungkin menembus angka miliaran rupiah ini akan efektif?
Efektif yang dimaksud pasca pelaksanaan kampanye akbar para Paslon mampu meraup suara secara signifikan pada pelaksanaan pemungutan suara Rabu 27 Juni 2018 nanti. Menurut penulis yang belum tentu benar ini tidak begitu efektif serta ada yang perlu diingat jumlah massa yang hadir tidak bisa dijadikan ukuran.
Kampanye rapat umum atau kampanye akbar yang merupakan salah satu metode kampanye ini menurut perspektif sederhana penulis (mungkin hanya hayalan) akan lebih menantang dan bisa dijadikan ukuran serta rujukan bagi para calon terhadat jumlah kehadiran peserta kampanye jika kegiatan ini semua bersepakat untuk tidak menghadirkan artis atau grup band papan atas tetapi sebatas menghadirkan tokoh-tokoh nasional yang dinobatkan sebagai juru kampanye guna meyakinkan pemilih akan visi dan misi pasangan calon yang diusung.Â
Disini kita akan bisa melihat apakah masyarakat benar-benar ingin menghadiri kampanye bukan konser musik, disini juga kita bisa menyaksikan pasangan mana yang paling ingin didengar visi dan misi serta program kerjanya oleh masyarakat, andai semua pasangan calon berani dengan cara ini, penulis fikir inilah kampanye akbar paling efektif juga efisien. Jika ini kedepannya bisa terjadi di Merangin tentu akan menjadi catatan sejarah bagi alam demokrasi kita.
Bangko, 20 Juni 2018
Oleh : Himun ZuhriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H