Mohon tunggu...
Fendy Pandawa
Fendy Pandawa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Sony Service Center dan Teletama "Busuk"

30 September 2015   15:47 Diperbarui: 30 September 2015   15:47 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mba CS : (dengan muka datar dan ga bersemangat) Silahkan Pak. Kalau mau menghubungi, silahkan ke nomor yang tertera ya. Terima kasih.

Saya : Sama-sama mba. (sembari pergi meninggalkan SSC)

 

Dan~~~~ sampai sekarang saya tidak menerima kabar apa pun, hitung-hitung sudah 1 bulan lebih.. telepon ke nomor yang tertera di RO juga percuma : sibuk atau tidak diangkat (sudah dicoba setiap hari selama 1 minggu terakhir). Email ke teletama juga sudah, tapi percuma saja dan tidak mendapat jawaban apapun sampai sekarang.

Mulai lah saya mencari-cari cara untuk menghubungi Sony langsung, beberapa kali ditangani oleh Pak Radya (termasuk email). Jawaban yang sama yang saya terima adalah : Sony dan Service Centernya terpisah sehingga tidak up to date dan tidak bisa dihandle secara langsung, pihak Pak Radya akan mencoba follow up dan mengabari ke pihak terkait untuk mempercepat proses service. Dicontact via email ataupun telepon sama saja, dan sampai sekarang pun tak kunjung ada kabar. Dari sini bisa ditarik kesimpulan : Service brand Sony disub kan ke mitra lokal dan tidak dipegang sendiri sehingga kinerja tidak dapat dipantau dan dikendalikan (in short : out of control dan bisa seenak jidat mitra lokal).

Saya pun kemudian mencari lebih lanjut, terkejut dengan banyaknya keluhan mengenai SSC. Kejadian-kejadian menarik sebagai berikut :

1. SSC mengaku tidak memiliki sparepart yang diperlukan, sehingga harus menunggu pengiriman dari pusat (ntah Jepang atau China atau mana pun itu). jadi harus menunggu lebih kurang 1 bulan sampai stock ada. Menurut pengakuan penulis, diagnosa memakan waktu hampir 2 bulan, ditambah dengan periode tunggu stock 1 bulan, belum lagi pemasangan yang minimal 14 hari kerja. Ditotal berarti satu kali service untuk kerusakan sekecil apa pun harus menunggu berbulan-bulan? (lebih lama lagi kalau hanya dihitung hari kerja)

Padahal mengacu pada peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19/M-DAG/PER/5/2009 dan Nomor 38/M-DAG/Per/8/2013 serta UU Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999, semua hal ini tidak seharusnya terjadi, karena mitra lokal bisa dituntut dan gulung tikar. Tapi mitra lokal masih saja banyak yang ga bisa disiplin (dan mungkin juga tidak peduli karena punya backing yang kuat). *tepok jidat capcay dhe~~

2. Nomor telepon CS yang susah dihubungi, email yang tidak direspon, dan bahkan kadang status service sudah selesai tapi pemilik tidak bisa dihubungi.

3. Ada penulis yang mengaku bahwa setelah menunggu sebulan lebih tanpa ada pemberitahuan apa-apa dan kehilangan kesabaran, sehingga mengunjungi kembali ke pihak SSC untuk meminta kembali smartphone nya. Mendapati ternyata Smartphone terkait masih terbungkus rapi seperti saat diberikan kepada SSC untuk di service (Note : benar-benar belum diapa-apain setelah sebulan lebih berlalu).

*mungkin yang service ramai tapi teknisi hanya 1 se-Jakarta (mungkin se-Indonesia), sehingga tidak terpegang? (hanya bisa shock menanggapi hal ini) Koq brand besar tapi service nya bisa separah ini ya? Ga mungkin donk sebelum Sony yang notabene perusahaan besar Jepang (terkenal disiplin dan ketat) tidak melakukan audit sebelum menentukan mitra lokal? *tambah bingung lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun