Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Konsultan - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Tokoh Wanita Yang "Tidak Bercerita"

23 Januari 2025   00:38 Diperbarui: 23 Januari 2025   06:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mother Teresa and the poor in Calcutta, India in October, 1979. (Photo by Jean-Claude FRANCOLON/Gamma-Rapho via Getty Images) 

Dua tokoh wanita yang saya tahu "tidak bercerita", tetapi diceritakan oleh banyak orang yang memperhatikan dan yang menemukan teladan hidup yang dalam, dari kepribadian mereka, adalah Bunda Maria dan Bunda Teresa dari Calcutta. Dua tokoh wanita yang dikenal baik oleh umat Katolik sedunia.

Mereka berdua hidup di jaman yang berbeda. Bunda Maria, hidup jauh di jaman saya belum lahir, sementara Bunda Teresa (Mother Teresa of Calcutta) hidup di jaman saya sudah cukup dapat mencerna tentang kehidupan ini.

Mengapa mereka begitu spesial (setidaknya buat saya)? Salah satunya adalah karena mereka bukan tipe orang yang "bercerita". Padahal pergumulan hidup mereka tidak mudah.

Bunda Maria mengandung tanpa suami. Bisa dibayangkan pada jaman itu, bagaimana seorang gadis mengandung tetapi belum memiliki seorang suami. Tetapi dia menerima tugas itu. Dia taat pada tuhannya dan benar-benar berserah.

Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu "Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:38)

Jaman sekarang saja, seorang gadis mengandung tanpa suami, terutama di negara-negara Asia, masih jadi omongan orang. Dan bukan cuma dia sendiri yang kena imbasnya. Keluarganya, minimal orang tuanya, akan kena imbasnya.

Selain berserah pada kehendak Tuhan, terlihat juga kerendahan hati Maria dalam jawabannya, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan".

Jawaban seorang hamba yang sadar akan kewajibannya untuk setia pada tuannya.

Lantas, setelah itu, apakah Bunda Maria kasak-kusuk ke sana kemari mencari teman-temannya untuk konsultasi, minta masukan, dan minta dukungan dari mereka?

Ternyata salah satu sifat Maria adalah diam, menyimpan segala sesuatunya dalam hati, dan memikirkannya sendiri.  

"Tetapi Maria menyimpan semua itu dalam hati dan terus memikirkan semuanya itu" (Lukas 2:19)

Setelah Yesus lahir, Maria masih mendapatkan kejutan-kejutan lain. Contohnya, ketika dalam suatu peristiwa, di mana dia mencari-cari anaknya, Yesus. Setelah ditemukan, anaknya itu malah mengatakan padanya," Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Lukas 2:49). Kondisi saat itu adalah, Maria belum mengerti dengan jelas, siapa sebenarnya anaknya itu. Sudah cape-cape mencari, malah mendapatkan jawaban seperti itu. Dari anaknya sendiri lagi. Tetapi lagi-lagi Maria menyimpan semuanya dalam hati.

Kalau emak-emak jaman sekarang mungkin sudah bertukar cerita dengan teman-temannya sesama emak-emak, tentang kelakuan anaknya. Atau langsung mencari artikel di Kompasiana tentang parenting. Atau setidaknya mungkin akan memarahi dan menghukum anak itu.

Dan masih banyak lagi kisahnya yang pada akhirnya mengungkap pribadi seperti apakah Maria, ibu Yesus itu. Seorang wanita yang "tidak bercerita", tetapi menyimpan segala ketidak mengertiannya, kegundahannya, rasa sakit hatinya, dan banyak hal lagi, di dalam hatinya. Meskipun ada banyak hal yang dia tidak mengerti, belum tahu, dan mungkin terlalu berat untuk dia, tetapi dia tetap setia dan taat dengan panggilannya dari awal sampai akhir. Pastilah dia seorang yang kuat, yang tidak mudah dipengaruhi omongan orang, dan yang berserah pada Tuhannya.

Apakah Bunda Maria menulis buku menceritakan tentang pengalaman hidupnya? Atau menulis dalam bentuk lain. Mungkin jaman dulu belum ada medsos, maka dia menuliskan pengalaman hidupnya pada batu, atau tembok-tembok gua? Setahu saya, tidak ada kisah yang menceritakan hal itu. Yang ada adalah kisah kehidupannya bukan ditulis atau diceritakan oleh dia sendiri, tetapi orang lain yang mengambil hikmah dari teladannya. 

Bagaimana dengan Bunda Teresa dari Calcutta?

Kesan yang saya dapat tentang Mother Teresa, dari buku-buku saya baca, berita-berita saat dia masih hidup, dan film yang saya tonton, dia adalah seorang yang fokus, tidak peduli dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan dia, tidak mengingat jasa apa yang sudah dia lakukan pada orang lain. Senyumnya juga khas dan menular, melihat orang yang melihat jadi ikut merasa bahagia.

Seperti itulah sederhana yang saya mengerti. Apa adanya. Tidak memenuhi kepala dengan memikirkan hal-hal yang tidak penting dan bukan urusannya, tidak bertele-tele, tidak mudah cemas dengan apa yang dia tidak bisa, tidak usil juga dengan orang lain seperti netizen jaman sekarang.

Satu hal yang penting, yang saya kira memampukan dia untuk fokus pada pekerjaannya, adalah berpegang teguh pada Tuhan. Bagaimana seorang biarawati seperti mother Teresa, mampu mengurus orang-orang miskin sebanyak itu, berinteraksi langsung dengan orang-orang kusta dan orang-orang miskin. Darimana dananya? Apa tidak ada rasa jijik? Apa dia tidak merasakan bau tidak sedap dari tubuh mereka sepanjang dia melakukan pekerjaannya? Koq bisa dia sekuat itu? Dia juga nampaknya tidak takut apapun.

Dalam mengasihi, ada tiga unsur, yaitu yang dikasihi, yang mengasihi, dan kasih itu sendiri. Kasih itu adalah Allah. Jadi, saya rasa Allah lah yang memampukan dia untuk melakukan pekerjaan sesuai panggilan jiwanya. Bunda Teressa sendiri pernah mengatakan dalam pidatonya, untuk membawa kebiasaan berdoa dalam keluarga, apapun agamanya. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap bersama.

Dia juga adalah wanita yang "tidak bercerita". Orang lain lah yang bercerita tentang dia. Dengan kata lain, apa yang dia lakukan sehari-hari, kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya, dan teladan-teladan hidup yang dia terlihat dalam kesehariannya, cukup menceritakan siapa dia, tanpa dia sendiri harus banyak berkata-kata. Diberitakan bahwa dia tidak menyukai publikasi dan tidak suka dipuja-puja seperti seorang celebrity.

Mungkin dia hanya bercerita pada tuhannya, seperti yang tertulis pada surat-suratnya, yang kemudian dipublikasikan dalam buku "Mother Teresa: Come, be My Light"

Bunda Maria dan Bunda Teresa, adalah contoh wanita yang tidak bercerita tetapi karyanya besar, hasil kerjanya terlihat, dan setia sampai akhir. Pasti tidak mudah untuk setia sampai akhir dalam tugas-tugas berat yang mereka lakukan.

Mereka tidak bercerita dengan kata-kata, tetapi dengan kelembutan hatinya yang terpancar dalam perbuatan-perbuatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun