Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Konsultan - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Tokoh Wanita Yang

23 Januari 2025   00:38 Diperbarui: 23 Januari 2025   01:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mother Teresa and the poor in Calcutta, India in October, 1979. (Photo by Jean-Claude FRANCOLON/Gamma-Rapho via Getty Images) 

"Tetapi Maria menyimpan semua itu dalam hati dan terus memikirkan semuanya itu" (Lukas 2:19)

Setelah Yesus lahir, Maria masih mendapatkan kejutan-kejutan lain. Contohnya, ketika dalam suatu peristiwa, di mana dia mencari-cari anaknya, Yesus. Setelah ditemukan, anaknya itu malah mengatakan padanya," Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Lukas 2:49). Kondisi saat itu adalah, Maria belum mengerti dengan jelas, siapa sebenarnya anaknya itu. Sudah cape-cape mencari, malah mendapatkan jawaban seperti itu. Dari anaknya sendiri lagi. Tetapi lagi-lagi Maria menyimpan semuanya dalam hati.

Kalau emak-emak jaman sekarang mungkin sudah bertukar cerita dengan teman-temannya sesama emak-emak, tentang kelakuan anaknya. Atau langsung mencari artikel di Kompasiana tentang parenting. Atau setidaknya mungkin akan memarahi dan menghukum anak itu.

Dan masih banyak lagi kisahnya yang pada akhirnya mengungkap pribadi seperti apakah Maria, ibu Yesus itu. Seorang wanita yang "tidak bercerita", tetapi menyimpan segala ketidak mengertiannya, kegundahannya, rasa sakit hatinya, dan banyak hal lagi, di dalam hatinya. Meskipun ada banyak hal yang dia tidak mengerti, belum tahu, dan mungkin terlalu berat untuk dia, tetapi dia tetap setia dan taat dengan panggilannya dari awal sampai akhir. Pastilah dia seorang yang kuat, yang tidak mudah dipengaruhi omongan orang, dan yang berserah pada Tuhannya.

Apakah Bunda Maria menulis buku menceritakan tentang pengalaman hidupnya? Atau menulis dalam bentuk lain. Mungkin jaman dulu belum ada medsos, maka dia menuliskan pengalaman hidupnya pada batu, atau tembok-tembok gua? Setahu saya, tidak ada kisah yang menceritakan hal itu. Yang ada adalah kisah kehidupannya bukan ditulis atau diceritakan oleh dia sendiri, tetapi orang lain yang mengambil hikmah dari teladannya. 

Bagaimana dengan Bunda Teresa dari Calcutta?

Kesan yang saya dapat tentang Mother Teresa, dari buku-buku saya baca, berita-berita saat dia masih hidup, dan film yang saya tonton, dia adalah seorang yang fokus, tidak peduli dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan dia, tidak mengingat jasa apa yang sudah dia lakukan pada orang lain. Senyumnya juga khas dan menular, melihat orang yang melihat jadi ikut merasa bahagia.

Seperti itulah sederhana yang saya mengerti. Apa adanya. Tidak memenuhi kepala dengan memikirkan hal-hal yang tidak penting dan bukan urusannya, tidak bertele-tele, tidak mudah cemas dengan apa yang dia tidak bisa, tidak usil juga dengan orang lain seperti netizen jaman sekarang.

Satu hal yang penting, yang saya kira memampukan dia untuk fokus pada pekerjaannya, adalah berpegang teguh pada Tuhan. Bagaimana seorang biarawati seperti mother Teresa, mampu mengurus orang-orang miskin sebanyak itu, berinteraksi langsung dengan orang-orang kusta dan orang-orang miskin. Darimana dananya? Apa tidak ada rasa jijik? Apa dia tidak merasakan bau tidak sedap dari tubuh mereka sepanjang dia melakukan pekerjaannya? Koq bisa dia sekuat itu? Dia juga nampaknya tidak takut apapun.

Dalam mengasihi, ada tiga unsur, yaitu yang dikasihi, yang mengasihi, dan kasih itu sendiri. Kasih itu adalah Allah. Jadi, saya rasa Allah lah yang memampukan dia untuk melakukan pekerjaan sesuai panggilan jiwanya. Bunda Teressa sendiri pernah mengatakan dalam pidatonya, untuk membawa kebiasaan berdoa dalam keluarga, apapun agamanya. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap bersama.

Dia juga adalah wanita yang "tidak bercerita". Orang lain lah yang bercerita tentang dia. Dengan kata lain, apa yang dia lakukan sehari-hari, kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya, dan teladan-teladan hidup yang dia terlihat dalam kesehariannya, cukup menceritakan siapa dia, tanpa dia sendiri harus banyak berkata-kata. Diberitakan bahwa dia tidak menyukai publikasi dan tidak suka dipuja-puja seperti seorang celebrity.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun