Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Anugerah Cerpen Kompas 2024: Tentang AI

31 Desember 2024   01:45 Diperbarui: 31 Desember 2024   01:45 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemenang Anugerah Cerpen Kompas (sumber: kompas.id)

"Cerpen adalah saksi dari jaman yang selalu berubah"

Dan cerpen pemenang "Anugerah Cerpen Kompas" yang berjudul "Istri Sempurna, karya Aveus Har membuktikan itu. Cerpen yang berisi tentang istri sempurna yang ternyata adalah robot. Karena dia robot maka dia "sempurna". Dan ini sesuai dengan fenomena yang terjadi saat ini terkait dengan teknologi AI, yang menandai perubahan jaman versi terbaru.  

Yang menarik adalah, sesi diskusi yang mendiskusikan tentang efek AI dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pengaruhnya pada Kompas sebagai media yang masih menayangkan kolom cerpen.  

Membayar penulis mahal, jadi apakah lebih baik menggunakan AI?  Dengan perhitungan yang digambarkan dalam diskusi tersebut, memang nyata jelas bahwa membuat cerpen menggunakan teknologi AI akan lebih murah biayanya, daripada membayar cerpenis dan tenaga terkait lainya.

Namun jawaban yang smart keluar dari mulut pemenang anugerah cerpen Kompas, Aveus Har.  Inti yang saya tangkap dari opini beliau adalah tentang ke-otentikan. AI dapat dengan mudah diminta menuliskan sebuah cerpen dengan gaya cerpenis terkenal. Namun, itu artinya artificial atau tiruan. Bukan asli hasil pemikiran cerpenis manusia.

Maka, agar manusia menjadi yang tidak terkalahkan oleh teknologi AI, jadilah otentik. Punya ciri dan gaya sendiri. Bukan meniru-niru. Karena segala sesuatu yang meniru, dalam hal ini tentang penulisan cerpen, dapat dilakukan dengan mudah oleh AI. Yang artinya, disitu manusia sudah kalah dengan AI.

Cukup menarik karena opini untuk menjadi otentik ini keluar dari seseorang yang menurut pengakuannya sendiri kurang berinteraksi dengan dunia luar karena kesibukannya sebagai penjual mie ayam. Rupanya kurangnya berinteraksi dengan dunia luar dia ganti dengan membaca buku. Menurut beliau hobinya adalah membaca, bukan menulis. Tetapi, semua penulis mungkin setuju kalau menulis itu adalah hasil dari "usaha" membaca. Bacaan masuk ke otak, hati, dan jiwa, kemudian diproses, dan akhirnya menghasilkan tulisan yang baru. Di sini, bukan berarti tulisan yang baru itu adalah hasil tiruan dari bacaan yang dibaca. Tetapi tentunya sudah diproses, dipadukan dengan pengetahuan, pengalaman, dan rasa si penulis, dan dituliskan dengan gaya si penulis sendiri. Otentik gaya dia sendiri.

Mas Aveus Har sendiri, menjelaskan bagaimana dia "mengerti" tentang AI hingga kemudian menuliskan kembali pengertiannya dalam kisah yang berbeda. Beliau menjelaskan pengalamannya  dengan agen asuransi yang mengarahkan calon nasabah untuk menjawab sesuai permintaan. Dalam hal ini, nasabah menjadi seperti robot yang hanya menjalankan perintah saja, tanpa berpikir.

Kemudian, pengertian tentang cara kerja robot ini dia bandingkan lagi dengan para suami yang sering hanya menuruti permintaan istri tanpa argumen. Semua permintaan dijawab dengan "Ya" saja, supaya urusan tidak berlanjut dan dunia damai-damai saja. Rupanya inilah yang menjadi inspirasi beliau dalam menuliskan cerpen tersebut.

Hanya saja, saya kurang setuju dengan pendapat yang tercetus dalam diskusi tersebut, bahwa pada akhirnya suatu saat nanti, ada kemungkina manusia menjadi tidak ada apa-apanya. Saya kira itu tergantung pribadi masing-masing. Contoh dalam hal penulisan cerpen ini, apakah kita, sebagai manusia, hanya akan menyerahkan segala sesuatunya pada AI, atau mau tetap otentik menghasilkan karya-karya sendiri. Otentik tidak meniru-niru. Termasuk meniru secara manual tanpa bantuan AI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun