Kriingggg....suara telepon di HP memutuskan hubungan Internet yang tengah terjalin dengan laptop yang sedang dipakai untuk kerja. Wiihhhh....mengganggu sekali. Apalagi itu sudah menjelang sore, menjelang malam Natal. Telepon dari telemarketer bank yang terlalu sering sungguh sangat mengganggu, apalagi di waktu-waktu yang tidak pas. Sekalipun nomornya sudah ditandai, agar ketahuan kalau telpon lagi di waktu yang lain, tetap saja menganggu hubungan antara Internet dan laptop yang sedang manis-manisnya, di kala HP terpaksa harus dijadikan modem hotspot. Koneksi Internet bisa tiba-tiba putus akibat deringan telepon.Â
Masihkah efektif bagi para telemarketer itu menghubungi calon peminjam uang melalui telepon, sementara besar kemungkinan mereka sudah menandai dengan aplikasi semacam getcontact, sehingga dengan mudah telepon tersebut di-reject karena menunjukan nomor "spam". Kecuali yang ditelepon memang sedang membutuhkan pinjaman dana segar.Â
Sepertinya belum ada usaha dari pihak bank untuk mempermudah tugas para telemarketer yang melakukan pekerjaannya dengan cara menelepon langsung nomor kontak calon peminjam. Mengapa saya sebut calon peminjam? Karena sudah bisa dipastikan mereka akan menyampaikan penawaran peminjaman uang dengan kata-kata yang manis.
"Ada program khusus untuk Anda, nasabah terpilih"
"Sebagai bentuk penghargaan, maka Anda mendapatkan keistimewaan mendapatkan fasilitas kredit di akhir tahun ini"
"Spesial untuk Anda, ada fasilitas program kepercayaan dengan memberikan Anda kredit 0%"
Untuk semua penawaran tersebut, saya terpaksa memerintahkan asisten saya, Mas Robi, untuk mempersiapkan jawaban yang standarnya sebagai berikut:
"Sebagai bentuk terima kasih kami sebagai nasabah yang dipercaya, kami ingin memberikan libur kepada Anda. Sangat diharapkan agar para telemarketer memanfaatkan waktu libur dengan baik. Tidak perlu kejar setoran dengan masih menelepon calon nasabah di masa liburan Anda"
"Terima kasih atas kepercayaan Anda memberikan saya fasilitas kredit, apalagi dengan bunga 0%. Saya membutuhkan fasilitas kredit dengan installment dan pembayaran 0% juga. Bisakah difasilitasi?"
"Terima kasih atas kepercayaannya, sayangnya untuk saat ini sudah terlalu banyak yang percaya pada saya, sehingga penawaran program kepercayaan sementara ini ditutup".
Saya membebaskan Mas Robi untuk menyesuaikan jawaban dengan bahasanya sendiri, tidak harus persis sama dengan yang saya perintahkan, namun maksud dan tujuannya harus sama. Dengan sedikit ancaman bahwa ada kemungkinan saya akan mempertimbangkan untuk memberhentikannya jika dia tidak melaksanakan perintah tersebut. Mas Robi pun bergegas mencatat perintah beserta jawaban-jawaban yang saya perintahkan tadi. Ketika saya uji untuk memastikan apakah dia mengerti perintah saya atau tidak, ternyata dia dapat mengerti omongan-omongan telemarketer yang saya ajukan dan dapat memberikan respon sesuai yang saya mau. Dia pun ternyata sudah menyiapkan respon atas kemungkinan bentuk penawaran lainnya. Cukup bisa diandalkan.
***
Waktunya mandi karena sebentar lagi harus pergi untuk merayakan misa malam Natal.Â
"Air.....alirannya mati lagi", padahal baru satu hari saja dia mengalir setelah sebelumnya seminggu tidak mengalir. Bagaimana ini?!
Sepertinya saya harus menghubungi Mba Meita, asisten humas di perusahaan air langganan dari jaman nabi Daud, PT. Tirta Bocor
"Mba Meita, saya ingin melaporkan aliran air yang kembali tidak mengalir. Mohon solusinya, karena kejadian ini sudah sering terjadi".
"Mohon maaf saat ini sedang terjadi kebocoran pipa. Mohon pengertiannya, kami sedang berusaha memperbaiki masalah kebocoran ini", jawab mba Meita.
"Oh, kebocorannya di mana, Mba?", tanya saya ingin tahu.
"Di daerah Langlinglung, Banjar Barat", jawab Mba Meita.
"Wah, itu kan wilayah di luar pulau, Mba. Apa hubungannya dengan aliran air di daerah sini?", tanya saya tidak puas dengan jawaban mba Meita yang tidak masuk akal.
"Mohon maaf, Anda berada di daerah mana?", tanya mba Meita, tanpa rasa bersalah.
"Daerah Ujung Berung!"
"Untuk wilayah itu, mohon maaf debit air sedang dikurangi sehingga perjalanan air ke ujung juga melambat. Mohon sabar menunggu"
"Baiklah kalau begitu", kata saya mencoba bersabar.
Dua hari tiga hari, hingga menjelang akhir tahun. Aliran air tidak juga mengalir. Saya kembali menghubungi Mba Meita.
Dan jawaban yang saya dapat adalah sebagai berikut, "Terima kasih sudah menghubungi kami. Meita Water robot asisten humas PT. Tirta Bocor menginformasikan bahwa aliran air di wilayah Anda sedang libur. Mohon menghubungi lagi pada jam kerja. Jika liburan berlanjut setelah akhir tahun, laporkan ke pihak berwenang."
Alamak!!!
"Kriiinggggg", suara telepon genggam tiba-tiba berbunyi. Saking kesalnya dengan aliran air dari perusahaan daerah yang keseringan libur, saya pun menjawab tanpa melihat nomor yang masuk.
"Ya, halo?"
"Selamat siang. Kami dari bank Teman Terbaik dikala Bokek ingin menginformasikan bahwa Anda mendapatkan fasilitas kredit yang dapat Anda gunakan untuk berbagai keperluan liburan di akhir tahun ini. Anda juga mendapatkan voucher discount 90% di wahana berenang Ciater. Selain itu, sebagai penghargaan kepada nasabah setia, Anda dapat membawa pulang air secukupnya untuk keperluan di rumah"
Astagaaaaa...ini Mas Robi mengapa tidak menjawab?!!!
Saya langsung memutuskan panggilan sambil mencari-cari Mas Robi di laci. HP cadangan itu sedang anteng di dalam laci. Aih, rupanya saya lupa mengaktifkan fitur pengalihan telepon dari HP utama ke HP cadangan itu, sehingga set up aplikasi artificial intelligence sebagai mesin penjawab telepon, yang sudah dipersiapkan dengan matang, tidak berfungsi. Ya, karena pesan tidak pernah sampai kepadanya. Dasar robot tidak punya inisiatif sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H