Langkah kaki membawanya ke sebuah kapel yang biasa Andin kunjungi untuk sekedar diam hening, mencari energi baru.
"Hi, are you ok? "It's getting late, you should go home!", tiba-tiba seorang bapak menyentuh pundak Andin. Ternyata sudah cukup lama Andin duduk diam di sini sampai-sampai tidak sadar kalau hari semakin malam.
"Oh ok, thanks!", jawab Andin sambil melempar senyum dan beranjak.
Salju semakin banyak turun, dan lagu-lagu Natal tidak lagi terdengar karena toko-toko sudah tutup. Andin bergegas menuju tempat tinggalnya yang tidak terlalu jauh dari kapel.
Sebuah keputusan mendadak muncul. Andin akan pulang untuk berdamai dengan saudara-saudaranya. Berdamai dengan diri sendiri. Berdamai dengan dunia dimana Andin masih tinggal, hidup, dan bernafas.
Apapun yang terjadi, Andin akan datang kepada saudara-saudaranya.
Pesan Bapak, "Tetaplah dengan kejujuranmu dimanapun berada."
Kejujuran yang artinya sangat luas. Jujur dengan diri sendiri dan orang lain. Tidak perlu merasa salah karena berbeda. Tidak perlu juga berharap orang lain akan menyetujui kita. Kejujuran yang hanya dapat dipertahankan oleh orang-orang yang kuat.
***
Biodata Penulis: Manusia terbatas yang sulit dibatasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H