Suatu Sore, seorang rekan kerja dari bagian marketing communication menerima tamu dari sebuah hotel bintang lima, terkait dengan event yang akan kami selenggarakan, yaitu semacam acara promosi dengan menampilkan para customer pengguna sistem kami  yang merasa puas dengan pelayanan kami. Target undangan kami adalah para pengambil keputusan dari beberapa perusahaan yang kami pertimbangkan akan tertarik dengan software dan service yang kami jual.
Acaranya tidak besar, namun harus terasa cukup bergengsi, tidak terkesan murahan, tidak hanya sekedar mengundang orang tanpa memberi nilai tambah bagi mereka, sekalipun mereka tidak tertarik dengan apa yang kami tawarkan.
Harapan kami beberapa perusahaan akan tertarik untuk menjadi customer kami, dengan nilai proyek cukup tinggi, agar perusahaan kami dapat terus bertahan dan berkembang. Â Tentunya untuk event semacam itu, dari sisi tempat, rangkaian acara, pembicara, makanan, snack harus disesuaikan, agar setidaknya tujuan acara tercapai. Jangan sampai yang diundang adalah orang-orang penting dari sebuah perusahaan, tetapi kesan acara kurang bonafid, dari sisi tempat penyelenggaraan, konsumsi, dan hal pendukung lainnya.Â
 Nah inilah yang seharusnya dikomunikasikan oleh sales hotel tersebut, dalam bentuk informasi yang tidak mengada-ada. Karena bonafid tidaknya sebuah acara, tentunya didukung juga oleh suasana tempat penyelenggaraan, rangkaian acara, jenis makanan, dan keramah-tamahan penyelenggara acara. Dalam hal ini, penyelenggara acara, menurut saya juga termasuk para staff di tempat penyelenggaraan, yang berurusan langsung dengan acara. Jangan sampai, hal lainnya sudah ok, eh dirusak oleh sikap staff di tempat penyelenggaraan yang kurang mendukung, atau bisa juga akibat fasilitas yang kurang memadai, misalnya toilet kotor.Â
Di setiap bidang usaha, pasti ada bagian pemasaran atau marketing, yang di beberapa perusahaan digabungkan dengan bagian sales atau penjualan. Marketing Department biasanya bertugas menentukan strategi pemasaran sementara sales bertugas menjual produk.
Apa produk yang dijual oleh sebuah hotel?
Produk utamanya adalah kamar penginapan. Namun saat ini, hotel bukan saja sekedar tempat menginap. Hotel juga dapat menjual ruang pertemuan, tempat acara baik indoor maupun outdoor.
Bagian marketing dapat membuat produk berupa paket yang akan dijual oleh tenaga sales, mendukung penjualan dengan cara membuat iklan atau strategi marketing lainnya. Tentunya itu bukanlah pekerjaan yang asal-asalalan, namun membutuhkan skill khusus. Salah membuat produk dapat membuat hotel bangkrut. Contoh, saat pandemic seperti tempo hari, menjual kamar penginapan untuk liburan mungkin tidak sesuai karena saat itu gerak setiap orang untuk bepergian sangat dibatasi. Jika ngotot hanya menjual kamar, sampai berapa lama hotel dapat bertahan di situasi itu? Tentu butuh kreatifitas untuk dapat tetap menjual Sesuatu agar tetap ada pemasukan.
Tak jarang bagian marketing dijadikan satu dengan sales, sehingga ada istilah sales marketing.
Sales marketing tentunya tidak hanya sekedar menjual asal produk laku. Tetapi juga meyakinkan calon customer atau customer lama bahwa produk yang mereka tawarkan dapat memberikan benefit yang sesuai dengan harga yang dikeluarkan. Tentunya mereka juga harus membuktikan ucapannya  di kemudian hari. Jangan sampai apa yang ditawarkan berujung kekecewaan di pihak customer karena tidak sesuai dengan janji-janji di awal.