Beberapa jam kemudian, mata ini mulai mengantuk. Tidak ada coffee break untuk sekedar ngopi dulu segelas, putar-putar ruangan sekedar menggerakan badan, pokoknya semua usaha untuk menghilangkan rasa kantuk. Menurut jadwal, coffee break akan diselenggarakan di akhir acara. Â Bolak-balik saya buka jadwal seminar, yah....materi yang paling menarik dan membuat saya datang ke tempat ini ada di akhir acara. Yah sudahlah. Akhirnya tangan saya membuka smartphone dan mulai bermain game Sudoku. Mudah-mudahan, dengan bermain game sebentar dapat menghilangkan rasa kantuk. Sementara itu, ruangan pun mulai dipenuhi suara dengungan. Masing-masing ngobrol dengan kelompoknya. Berarti saya bukan satu-satunya orang yang kurang konsentrasi mendengarkan pembicara!
Akhirnya, sampai juga di sesi terakhir. Saya berusaha untuk fokus. Pembicaraan tentang Artificial Intelligence yang sedang viral itu. Ada beberapa pembicara dengan latar belakang berbeda-beda yang saling mendukung tema ini. Pasti pembicaraannya menarik!
Satu, dua, tiga pembicara sudah lewat..huaahhhhhh...menguap lagi. Sepertinya ini sudah ke sepuluh kalinya saya menguap karena mengantuk. Apa yang salah ya?!
Sampai pembicara terakhir, saya ikuti dengan terkantuk-kantuk, sementara ruangan pun penuh dengan dengungan karena masing-masing ngobrol sendiri. Salah sendiri, pembicara menyampaikan materinya dengan datar-datar saja. Sukses membuat orang mengantuk! Andai mereka bisa seperti membacakan cerpen yang dilombakan di lomba baca cerpen audio itu, saya yakin suasana akan berbeda. Â
Akhirnya selesai juga. Kamipun bubar keluar ruangan.
Lumayan ada snack dan kopi. Saya pergi ke tempat kopi dan menyeduh kopi saking ngantuknya. Dari meja kopi, saya membawa kopi yang saya seduh untuk mengambil snack. Eh....snacknya sudah ludes!
Oh itu diisi lagi!
Saya pun mengambil piring tempat snack. Eh...sudah habis lagi! Walah...yah sudahlah ngopi saja dan langung pulang. Satu-satunya sesi seminar yang tidak membuat mengantuk!
Tiba-tiba mata saya menangkap seorang lelaki yang saya kenal sebagai teman dari teman saya. Yah kami bertemu di sebuah seminar semacam ini juga, beberapa bulan lalu. Saya memang rajin mengikuti seminar-seminar terkait ilmu yang saya tekuni walau pilih-pilih juga hanya yang penting-penting saja. Lelaki itu pun melihat saya, dan rupanya masih mengenali saya.
"Temennya Wina ya?", tanyanya
"Iya betul!", jawab saya. Teringat si Wina yang setelah sekian lama tak bertemu, eh ketemu di seminar seperti ini bersama lelaki temannya ini beberapa bulan lalu. Padahal, setahu saya dia tidak tertarik dengan dunia teknologi. Ngapain pula dia ikut-ikutan seminar teknologi.