Berikut beberapa institusi penyedia layanan digital yang biasanya dijadikan saranan penipuan digital.
Bank
Aliran dana dari satu rekening ke rekening lain di bank, termasuk yang paling mudah dilacak. Karena untuk membuka rekening bank, ada banyak data pribadi yang harus diinformasikan kepada bank, termasuk NIK.Â
Selain itu, sekalipun seorang penipu langsung menutup rekening setelah menerima aliran dana, data orang tersebut tidak lantas dihapus oleh bank.Â
Data itu akan disimpan sebagai arsip. Jadi pastinya semua transaksi masih bisa dilacak dan orangnya dapat dicari ketika ada laporan penipuan pencurian dana dari rekening bank. Kecuali Anda tertipu dengan cara menyerahkan uang cash kepada si penipu.
Perusahaan telekomunikasi
Biasanya penipuan terkait telekomunikasi dilakukan untuk mendapatkan pulsa atau paket Internet "gratis" dengan cara menggunakan akun orang lain yang berhasil dibajak. Hal ini akan mudah diselidiki jika registrasi kartu telepon dipastikan sesuai identitas kependudukan.Â
Saat ini registrasi nomor telepon dilakukan dengan mencocokan pasangan data nomor KK dan NIK yang langsung terhubung ke data dukcapil. Sayangnya pedagang sim card pra bayar masih bisa melakukan registrasi fiktif untuk pembelian kartu perdana, entah menggunakan data siapa. Yang jelas data yang dimasukan harus terdaftar pada database Dukcapil.
Marketplace dan e-wallet
Sasarannya memindahkan ke akun lain, menggunakan saldo e-wallet untuk membeli barang dengan alamat pengiriman yang lain, melakukan berbagai macam pembayaran, mentransfer saldo e-wallet ke rekening bank. Hal ini juga bisa dilacak, dengan catatan data-data yang dimasukan ketika pendaftaran adalah data yang benar. Artinya sistem harus memvalidasi data-data registrasi, minimal nomor identitas seperti NIK, atau nomor passport untuk orang asing. Saya belum tahu apakah untuk marketplace sudah memvalidasi data akun seperti pada perushaan telekomunikasi.
Institusi pemberi pinjaman dana