Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Nabung Bareng Pacar untuk Masa Depan, Perjelas Dulu Arah Hubungan

6 Juni 2023   00:02 Diperbarui: 10 Juni 2023   13:49 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nabung bersama pasangan (Dok. Shuttertock/Makistock)

Nabung bareng pacar? Kalau saya sih, gak deh! Kalau uang kas bersama, untuk aktivitas bersama, bolehlah. 

Uang kas untuk keperluan kegiatan bersama. Seperti yang umumnya selalu diberlakukan dalam sebuah organisasi. Tujuannya untuk keperluan bersama, daripada narik duit dari anggota ketika perlu uang. 

Anggotanya juga kan belum tentu punya uang kalau ditodong dimintain duit sekaligus gede. Uang kas ini biasanya untuk keperluan organisasi juga. Misal jika perlu membeli peralatan atau biaya operasional harian.

Pacaran pun selalu ada kegiatan bersama bukan!?

Daripada saling nunggu siapa yang mau bayarin, lebih baik menggunakan sistem uang kas. 

Katanya menurut budaya yang berlaku di beberapa negara, dating pertama itu wajib hukumnya cowok yang bayarin. Selanjutnya saling pengertian saja. 

Kalau di Indonesia dalam lingkup pertemanan biasa, mungkin di beberapa tempat dan tergantung lingkup pergaulannya juga, berlaku aturan siapa yang ngajak maka dia yang bayarin. 

Kalau pacaran, mungkin budaya yang umum (masih di Indonesia), lelaki yang bayarin. Walau kadang kalau si lelaki lagi bokek, dan tergantung seberapa dekat hubungan yang terjalin, pihak lelaki bisa saja meminta perempuan yang bayarin. 

sumber: moneyfit.org
sumber: moneyfit.org

Dalam lingkungan modern jaman now, seharusnya sama-sama ngerti sajalah, nyari duit itu gak gampang. Kecuali emang sudah jelas si cowoknya tajir melintir duitnya gak berseri. Tapi ada baiknya kalau masih pacaran, jangan terlalu mengandalkan keuangan pasangan. 

Kata ibu-ibu yang sudah lebih berpengalaman, jaga harga diri. Jadi, semakin dekat suatu hubungan, selama statusnya masih pacaran, ada baiknya juga pake sistem uang kas. 

Uang kas untuk biaya pacaran seperti makan bareng, nonton bareng, jalan-jalan bareng, dll. Bukan untuk kepentingan pribadi, misalnya pihak wanita. 

Ada cerita seorang kawan wanita, ketika sedang jalan berdua dengan sang kekasih yang belum lama juga jadiannya, eh tiba-tiba si cowoknya sakit dan harus dilarikan ke UGD rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Rupanya si cowok ini BPJS kagak ada, asuransi swasta juga kagak ada. Untungnya setelah observasi beberapa jam, dinyatakan tidak perlu dirawat. 

Tetapi tetap harus bayar biaya UGD. Si cewek akhirnya harus mendahului membayar, karena si cowoknya juga sedang dalam keadaan lemas. 

Gak lama beberapa minggu kemudian, mereka berantem dan memutuskan untuk putus. Si cewek minta diganti uang pembayaran rumah sakit itu. 

Eh si cowok malah balik nanya, "Uang yang mana?" dan ujung-ujungnya gak dibayar sampai akhirnya mereka gak pernah ketemu lagi. Kalau ada uang kas kan lumayan tuh bisa di "claim". Lha wong pacaran aja belum lama alias baru mulai membangun rasa yang sebelumnya belum pernah ada supaya menjadi ada. He..he..he..

Lain soal kalau arah hubungan sudah jelas. Misalnya sudah merencanakan pernikahan dan perlu menabung untuk biaya pernikahan karena tidak ingin merepotkan orang tua. Itupun harus dibicarakan dulu targetnya berapa, nabungnya berapa lama, dan berapa kontribusi masing-masing pihak, tabungannya atas nama siapa, dll. Kalau ini baru namanya perencanaan jangka pendek untuk suatu kepentingan.

Kalaupun rencana tak terlaksana, karena satu dan lain hal, pernikahan batal, dapat dibicarakan baik-baik masalah pengembalian uangnya. Toh sebelumnya sudah dibicarakan uangnya uang siapa, atau kalau uang berdua, kontribusi masing-masing berapa.

Berarti tinggal dikembalikan saja sesuai jumlah uangnya. Kalau pun pihak yang memegang uang punya niat tidak baik dengan melarikan uang, yah sudah direlakan saja. Mau gimana lagi, daripada sakit hati double. Pernikahan batal, duit pun dibawa lari. Namun setidaknya dari awal sudah jelas berapa kontribusi masing-masing.

Sebuah rencana pernikahan adalah sesuatu yang baik. Berarti niat menabung bersama untuk biaya pernikahan juga adalah niat yang baik. Kalau salah satu pihak diketahui ada yang curang ketika rencana pernikahan batal, bersyukurlah karena kamu tidak jadi menikah dengannya. Lha belum apa-apa duit tabungan bersama sudah dicurangi.

Demikian pula kalau kamu membangun bisnis berdua dengan pacarmu. Sebaiknya dari awal aturannya jelas dan ada pemisahan biaya-biaya, pembagian profit, dan seterusnya. 

Pemisahan biaya-biaya maksudnya, jangan sampai biaya hari-hari masing-masing diambil dari kegiatan usaha bersama itu. Demikian pula dengan profit, sebaiknya dibagi juga kepada kedua belah pihak sesuai modal masing-masing. 

Menabung untuk masa depan berdua? Musti jelas dulu nih masa depan yang mana? Kalau belum sampai pada keputusan akan menikah, sebaiknya tidak perlu menabung berdua untuk "masa depan".  Toh masa depannya juga belum tentu sama kamu. Walau mimpi-mimpi masa depan berdua sudah banyak, namun masalah masa depan berdua itu dimulai dari sejak resmi menikah. 

Jadi jangan halu menabung demi masa depan keluarga beserta anak dan cucu. Hiduplah sesuai realita yang ada di depan mata. Yang belum terlihat, biarlah jadi angan-angan dulu. Misal angan-angan siapa yang akan jadi bendahara keluarga, berapa tabungan bulanan keluarga yang harus disisihkan, berapa alokasi untuk asuransi sekeluarga, dan alokasi untuk pos-pos yang lain. Jangan sampai istri hanya membelanjakan uang yang diberi suami tanpa pernah menabung untuk tabungan pribadi dan keluarga.

Sebelum jelas masa depannya dengan siapa, mending beli asuransi jiwa atas nama pribadi dulu. Suatu saat kamu menikah, penerima manfaat bisa diganti ke pasangan hidup atau anak. Bisa jadi mahar pernikahan juga kan. 

Jaminan keuangan kalau (umumnya) pihak lelaki menghadap yang kuasa, masih ada uang asuransi yang cair sebagai pengganti penghasilan yang hilang akibat pencari nafkah meninggal dunia. Minimal untuk sementara sampai ada yang menggantikan menjadi pencari nafkah keluarga. Tapi pastikan setelah menikah, nama penerima manfaat diganti menjadi nama pasangan resmi. 

(VRGultom)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun