Kata ibu-ibu yang sudah lebih berpengalaman, jaga harga diri. Jadi, semakin dekat suatu hubungan, selama statusnya masih pacaran, ada baiknya juga pake sistem uang kas.Â
Uang kas untuk biaya pacaran seperti makan bareng, nonton bareng, jalan-jalan bareng, dll. Bukan untuk kepentingan pribadi, misalnya pihak wanita.Â
Ada cerita seorang kawan wanita, ketika sedang jalan berdua dengan sang kekasih yang belum lama juga jadiannya, eh tiba-tiba si cowoknya sakit dan harus dilarikan ke UGD rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Rupanya si cowok ini BPJS kagak ada, asuransi swasta juga kagak ada. Untungnya setelah observasi beberapa jam, dinyatakan tidak perlu dirawat.Â
Tetapi tetap harus bayar biaya UGD. Si cewek akhirnya harus mendahului membayar, karena si cowoknya juga sedang dalam keadaan lemas.Â
Gak lama beberapa minggu kemudian, mereka berantem dan memutuskan untuk putus. Si cewek minta diganti uang pembayaran rumah sakit itu.Â
Eh si cowok malah balik nanya, "Uang yang mana?" dan ujung-ujungnya gak dibayar sampai akhirnya mereka gak pernah ketemu lagi. Kalau ada uang kas kan lumayan tuh bisa di "claim". Lha wong pacaran aja belum lama alias baru mulai membangun rasa yang sebelumnya belum pernah ada supaya menjadi ada. He..he..he..
Lain soal kalau arah hubungan sudah jelas. Misalnya sudah merencanakan pernikahan dan perlu menabung untuk biaya pernikahan karena tidak ingin merepotkan orang tua. Itupun harus dibicarakan dulu targetnya berapa, nabungnya berapa lama, dan berapa kontribusi masing-masing pihak, tabungannya atas nama siapa, dll. Kalau ini baru namanya perencanaan jangka pendek untuk suatu kepentingan.
Kalaupun rencana tak terlaksana, karena satu dan lain hal, pernikahan batal, dapat dibicarakan baik-baik masalah pengembalian uangnya. Toh sebelumnya sudah dibicarakan uangnya uang siapa, atau kalau uang berdua, kontribusi masing-masing berapa.
Berarti tinggal dikembalikan saja sesuai jumlah uangnya. Kalau pun pihak yang memegang uang punya niat tidak baik dengan melarikan uang, yah sudah direlakan saja. Mau gimana lagi, daripada sakit hati double. Pernikahan batal, duit pun dibawa lari. Namun setidaknya dari awal sudah jelas berapa kontribusi masing-masing.
Sebuah rencana pernikahan adalah sesuatu yang baik. Berarti niat menabung bersama untuk biaya pernikahan juga adalah niat yang baik. Kalau salah satu pihak diketahui ada yang curang ketika rencana pernikahan batal, bersyukurlah karena kamu tidak jadi menikah dengannya. Lha belum apa-apa duit tabungan bersama sudah dicurangi.
Demikian pula kalau kamu membangun bisnis berdua dengan pacarmu. Sebaiknya dari awal aturannya jelas dan ada pemisahan biaya-biaya, pembagian profit, dan seterusnya.Â