Ketika bepergian pun, saya masih suka mendatangi dan membeli buku, terutama kalau bepergian seorang diri. Bisa berkunjung ke toko buku di airport atau di tempat-tempat yang saya datangi. Dan biasanya, ketika bepergian jauh, saya juga membawa buku dari rumah. Buku ini untuk saya baca di pesawat atau disaat menunggu. Sekarang pun kadang-kadang membawa buku, tetapi seringnya tidak dibaca karena otak lebih terhubung dengan smart phone.
Suatu hari ketika beres-beres rumah, eh malah nemu buku yang masih dibungkus plastik karena belum sempat dibaca. Padahal, saya ingat buku-buku itu dibeli bertahun-tahun lalu, karena rasanya sudah lama sekali tidak ke toko buku. Persisnya lupa kapan terakhir ke toko buku. Yang jelas sebelum pandemi. Walah, lama juga!
Namun baru-baru ini, ketika mengikuti sebuah kegiatan yang makan waktu seharian, saya sengaja membawa salah satu buku tersebut. Saat break, saya mengambil waktu untuk membacanya. Tidak peduli orang-orang yang melihat ke arah saya, atau yang nyeletuk,"Rajin amat. Mau ujian ya?!".Â
Mungkin saking sudah jarang baca buku dan terlalu banyak distraksi digital yang membuat hati, jiwa, dan pikiran lebih cepat lelah, rasanya enak juga membaca buku. Ya itu tadi, dengan membaca buku, berhasil membuat hati dan pikiran "diam". Diam yang semakin sulit dilakukan di jaman serba online ini. Diam yang membangun pola pikir yang maju. Diam yang mebuat diri jadi keren karena asupan bacaan yang bermutu yang dicerna dengan baik, bukan sekedar baca selintas dan kemudian langsung berlagak sok tahu.Â
Jadi pengen ke toko buku lagi! Yuuuu berangkat!
(VRGultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H