Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Membaca Buku Untuk "Diam" Sejenak

27 Mei 2023   15:13 Diperbarui: 28 Mei 2023   00:00 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membaca buku | sumber: arogayoga.com

Membaca sebuah buku (dalam bentuk fisik), untuk sekarang ini, bisa jadi malah keren! Dan (semoga) tidak ada lagi orang yang memberi sebutan kutu buku, kuper, gaulnya cuma dengan buku, dsj. Karena membaca sebuah buku artinya benar-benar membaca. Godaan untuk "pindah" ke buku lain pada saat yang bersamaan bisa diminimalisir. Dan yang pasti, bacaan dapat dicerna lebih baik karena fokus ke buku yang sedang dibaca.

Di jaman serba gampang mencari bacaan ini (tanpa harus ke toko buku), saya baru sadar kalau membaca buku fisik dapat menjadi suatu cara membuat hati dan pikiran "diam" sejenak. Diam dalam arti fokus, tidak memenuhi hati dan pikiran dengan terlalu banyak asupan bacaan.

Dulu, ketika masih sekolah, saya tidak punya uang membeli buku. Maka saya rajin membaca dan juga belajar di toko buku Gramedia. Belajar di toko buku karena tidak punya uang membeli bukunya, saya lakukan ketika saya masih di kelas tiga SMP.

Saya menghafal teknik-teknik menyelesaikan soal matematika dari buku yang saya temukan. Di toko buku itu boleh membaca buku-buku yang tidak dibungkus plastik tetapi tidak boleh mencatat. Mau tidak mau saya membaca berulang-ulang sampai mengerti betul, menghapalnya, dan kemudian menulis dan berlatih di rumah dengan metoda yang dapat dari buku tersebut. Kadang saya harus datang lagi besok-besoknya dan mengulang membaca buku dan tema yang sama, untuk benar-benar mengerti.

Hasilnya lumayan. Nilai ujian akhir matematika saya paling tinggi dibandingkan mata pelajaran lainnya dan paling tinggi dari satu sekolah.  

Setelah bekerja, karena waktu kerja yang pasti dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore, maka kegiatan membaca gratis di toko buku itu pun berkurang, tetapi saya mulai membeli buku-bukunya. Sebelum membeli, saya membaca ringkasannya dulu, baru kemudian membeli bukunya.

Selain sudah punya uang, minat membaca dengan cara berdiri berjam-jam sudah berkurang pula he..he..he..Saya mulai membaca buku dengan cara membawa buku kemana-mana dan menyelesaikan membaca dimana saja, entah di kantor, di jalan, di rumah, atau dimanapun.

Seiring waktu, aktivitas ke toko buku mulai berkurang, waktu membaca buku-buku yang sudah dibeli pun berkurang karena kesibukan. Tetapi disaat senggang, pernah juga menyempatkan diri membaca lagi di toko buku, di jam istirahat kantor, sehabis makan siang.

Saat itu, toko buku mulai ada di pusat-pusat perbelanjaan yang dekat area perkantoran. Gayanya masih sama, membaca ringkasannya, dan kemudian membeli buku-buku yang menarik hati.

Dan benar, membaca buku membuat kita lupa dengan pikiran-pikiran yang tidak penting yang seliweran di kepala, menghilangkan kekhawatiran-kekhawatiran yang belum terjadi, menghindari kegiatan bergosip yang kurang bermutu, dll. Bisa dibilang, membaca buku menjadi selingan untuk buang stress.

Kalau meminjam istilah jaman now mungkin bisa disamakan dengan "healing".  Tentu tergantung bacaannya juga. Tapi yang jelas, kalau membaca buku-buku yang dijual di toko buku, umumnya pasti buku yang bermutu. Apalagi kalau toko bukunya sekelas Gramedia dan Gunung Agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun