Contohnya seperti kasus pemalsuan QRIS pengumpulan dana di masjid yang baru-baru ini terjadi. Padahal berdasarkan pengalaman saya membayar menggunakan QRIS, ketika QR codenya kita pindai, akan muncul nama merchant. Atau mungkin tidak semua bank menampilkan nama merchant ketika QR Code di-scan?
Merchant itu artinya pihak yang menyediakan QRIS sebagai media pembayaran/penyetoran dana. Jadi jika QRIS untuk pengumpulan dana masjid ABC, merchant-nya adalah masjid ABC tersebut, atau nama lain yang didaftarkan di bank dan terhubung dengan QRIS tersebut.
Kode QR, secara kasat mata, mungkin terlihat sama saja. Sehingga orang awam tidak dapat membedakan mana QRIS yang benar untuk suatu merchant yang dituju, mana yang bukan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Padahal setiap QRCode (Quick Response Code) mangandung informasi yang berbeda untuk setiap merchant.Â
Jadi, menurut saya, seharusnya dari pihak bank atau pihak yang mencetak QRIS untuk merchant, memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh pengguna (dalam hal ini penyetor), ketika QRIS tersebut di-scan. Misal ketika dipindai, QRIS menampilkan informasi kode merchant, nama merchant dan lokasi merchant.
Mudahnya mengajukan metoda pembayaran QRIS juga membuat orang dengan mudah mendapatkan QRIS untuk menerima setoran dana. Bisa saja seseorang mengajukan pembuatan QRIS untuk suatu usaha, tetapi ternyata dipakai untuk menipu. Namun jika ini yang terjadi, pihak bank masih bisa memblokir dan memberikan sanksi pada merchant yang menggunakan QRIS nya untuk hal lain.
Tetapi bagaimana jika QR Code dibuat sendiri dan bukan QRIS resmi? Entahlah. Karena setahu saya, ada beberapa software gratis untuk menghasilkan QR Code untuk pembayaran. Tentunya QR Code yang di-generate oleh provider QRIS resmi berbeda dengan QR Code yang dihasilkan bukan oleh provider QRIS resmi.Â
Namun sekali lagi, orang awam mana tahu, ketahuannya setelah QR-Code tersebut dipindai dan di-decode untuk membaca informasi yang tersembunyi di balik QR-Code. Itu pun kalau orangnya teliti dan sadar teknologi. Kalau hanya yang berangkat dari niat tulus memberikan sumbangan dan tidak mau berprasangka?Â
Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari salah transfer akibat ulat oknum-oknum yang mencoba mengambil keuntungan dengan cara memasang QR Code lain yang mengarah ke rekening mereka.
Pastikan Kode Merchant Sudah Benar
Nama merchant mungkin bisa sama, tetapi kode merchant (Merchant ID) pasti unique alias tidak ada duplikasi, tidak ada yang sama.Â
Secara logika sistem informasi yang benar, kode ini tidak dapat dipesan oleh merchant. Kode ini ditentukan oleh bank atau penerbit QRIS.Â