Contoh lain uji coba ketahanan sistem adalah, apakah jumlah maksimal user yang login sesuai dengan yang dijanjikan, ataukah jika dalam satu saat ada sekian ratus orang yang login secara bersamaan, maka dia akan hang dan tidak dapat mengeluarkan informasi lagi, padahal jumlah user masih dibawah jumlah maksimal. Kemudian, mengenai jumlah maksimal data. Apakah jika data ditambah terus-menerus dalam ukuran yang cukup besar akan mengganggu sistem. dst
Uji coba keamanan adalah untuk memastikan keamanan data dan sistem. Misalkan apakah sistemnya akan terlalu mudah di-hack?Â
Karena saya rasa, jika chatGPT dipakai, misalkan dalam dunia kedokteran, mestinya bukan ChatGPT yang sekarang bebas dipakai oleh semua orang, secara tanpa aturan. Tentunya tidak sembarang orang dapat login dan menggunakannya, misalkan untuk membuat resep. Sistemnya pasti terbatas hanya untuk kalangan kedokteran saja.
Demikian pula dengan dunia pendidikan. Mungkin ChatGPT dapat dipakai sebagai pengganti buku, ujian online yang penilaiannya langsung dilakukan oleh sistem, menyampaikan laporan prestasi murid, atau sebagai alat komunikasi antara sekolah dan orang tua murid, atau hal lainnya. Tentu tidak dapat menggunakan sistem yang terbuka dan dipakai secara umum seperti ChatGPT yang sekarang kita coba-coba untuk berkenalan dan berinteraksi.
ChatGPT yang sekarang dipakai secara publik, belum teruji di Indonesia. Sehingga ketika kita mendapatkan informasi darinya, tidak ada rasa percaya diri apakah informasinya benar atau tidak. Sehingga harus mencari konfirmasi lagi melalui buku, google, atau para ahli. Tentu hal ini sangat tidak praktis.
Sistem yang dapat dipercaya, adalah sistem yang sudah teruji dan dinyatakan layak pakai sesuai dengan aturan yang berlaku.
Memang ada kemungkinan ditengah-tengah perjalanan, setelah dinyatakan lulus dan dipakai, sistem mengalami masalah. Disinilah peran petugas yang bertanggung jawab mengawasi jalannya sistem untuk mengawasi, menerima laporan permasalahan, melakukan investigasi, dan kemudian mengusahakan perbaikan.
(VRGultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H