Biasanya hal ini juga yang saya pakai untuk mengajak teman kost yang nampaknya merasa "kesepian" tinggal di Singapura karena masih baru dan belum memiliki banyak kenalan.
Ternyata jalan pagi pun dapat mempererat persahabatan dan membantu orang lain keluar dari rasa stres dan depresi.Â
Saya teringat seorang teman kost dari India yang akhirnya bercerita pada saya, bahwa dia merasa "crazy" dengan Singapura, sampai-sampai ingin bunuh diri. What???!!
Kenyataannya Singapura memang pernah mendapat prestasi sebagai kota dengan tingkat stres paling tinggi di dunia. Dan saya pun sangat mengerti bagaimana rasanya sudah pasang senyum termanis.
Ketika bertemu orang di lift apartment, bukannya dibalas, malah dilihat dari atas ke bawah. Baru setelah beberapa bulan sering bertemu di lift, dan mungkin sudah familiar dengan penampakan saya, mereka pun balas tersenyum.
Pulang ke Indonesia, sejujurnya hobi jalan kaki agak susah dilanjutkan. Namun untunglah di Jakarta sudah dibangun stasiun-stasiun MRT yang membuat orang mau tidak mau harus jalan kaki cukup panjang menyusuri stasiun dan anak-anak tangga yang lumayan jika ingin naik MRT.Â
Saya pernah berjalan kaki dari Kebon Sirih sampai ke area Bundaran HI, karena kebetulan trotoarnya cukup oke untuk dipakai jalan.Â
Saya juga sempat beberapa kali jalan pagi di Kebun Raya Bogor, setelah naik KRL dari Jakarta. Segar rasanya berjalan kaki di tempat seperti Kebun Raya Bogor.Â
Semoga ke depannya, para pejabat terkait dapat saling bekerja sama menciptakan lingkungan dan sarana yang nyaman untuk berjalan kaki.Â
Jika banyak orang sadar manfaat berjalan kaki, sarananya ada, bukan tidak mungkin udara pun jadi tambah bersih, karena tentunya kendaraan di jalanan menjadi berkurang.Â