Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Perang Rusia-Ukraina dan Sumber Daya IT

4 April 2022   13:24 Diperbarui: 5 April 2022   09:05 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa perusahaan IT yang didirikan oleh orang Ukraina (sebagai founder atau co founder), diantaranya adalah WhatsApp, Grammarly, Gitlab and Solana. Sementara Google dan Samsung memiliki pusat R&D di negara ini.

Mengapa Ukraina memiliki sumber daya manusia dengan keterampilan IT yang berkualitas tinggi?

Salah satunya adalah karena mereka memiliki banyak perguruan tinggi yang menekankan pada pendidikan sains, teknologi, dan matematika. Dengan demikian tentu mereka menghasilkan tenaga IT yang andal. 

Di Kyiv saja ada lebih dari 10 perguruan tinggi yang menekankan pada pembelajaran IT, sains, dan matematika. Secara budaya, mereka pun didorong untuk meraih pendidikan yang tinggi. 

Bahkan Misha Karpenko, salah satu pendiri dan software engineer senior di Pitch, mengatakan bahwa secara umum, bagi orang Ukrania, belajar teknologi lebih penting daripada tentang masyarakat dan kebudayaan. Mereka adalah para programmer (coder) yang benar-benar terlatih dan bukan sekadar belajar sendiri di rumah.

Bagaimana pula para pekerja IT di Ukraina yang bekerja jarak jauh (remote) untuk perusahaan-perusahaan di luar negaranya, dalam kondisi perang ini? 

Dengan diusahakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, beberapa dari mereka sempat keluar dari Ukraina menuju tempat terdekat yang lebih aman, seperti Polandia, yaitu pusat teknologi terdekat (technology hub). 

Mereka juga direlokasikan ke wilayah-wilayah terdekat dimana perusahaan yang mempekerjakan mereka memiki kantor cabang atau pusat. Mereka keluar dari wilayah perang sebelum ada peraturan bahwa pria berusia 18-60 tahun harus tinggal didalam negeri/kota menjalani wajib militer untuk mempertahankan kedaulatan negara mereka. Sayangnya lagi, seperti kebanyakan di seluruh dunia, skill IT lebih didominasi oleh para pria.

Relokasi keluar dari wilayah perang Ukraina itu semata-mata karena tanggung jawab terhadap pengguna jasa mereka, yang tidak berhubungan langsung dengan perang Rusia-Ukraina. Namun demikian diberitakan bahwa mereka yang sudah terlanjur mengungsi ke tempat terdekat yang lebih aman, tetap mendukung secara finansial, teman-teman dan keluarga mereka yang sedang berjuang di wilayah perang. 

Gaji mereka tetap dibayar full. Dalam hal ini, Ukraina mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebaliknya dengan Rusia, banyak perusahaan besar yang menarik diri dari Rusia. 

Microsoft, Apple, Dell, dan beberapa perusahaan besar lainnya, mereka menghentikan penjualan produk mereka di Rusia dan menangguhkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Rusia diseluruh dunia, kecuali untuk lembaga-lembaga seperti rumah sakit dan sekolah, dengan alasan kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun