Saya yakin di jaman modern ini, apalagi masyarakat yang tinggal di kota, pasti memiliki rekening bank, setidaknya untuk keperluan penerimaan gaji/upah dari tempat kerja. Jadi malasnya dimana? Apakah setiap bulan selalu kebablasan besar pasak daripada tiang, sehingga tidak ada lagi uang tersisa untuk membayar iuran BPJS? Jika itu masalahnya, Â sebaiknya mulailah disiplin mengatur keuangan. Karena jika sekarang saja Anda tidak dapat disiplin menyisihkan uang kecil, apalagi nanti ketika suatu saat Anda jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Bukankah biayanya akan jauh lebih besar jika tidak memiliki asuransi, baik itu asuransi pemerintah, seperti BPJS, atau pun asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta. Disiplin membayar iuran memang sangat penting dalam berasuransi.
Mengapa pemerintah saat ini mewajibkan keanggotaan BPJS, bahkan dikaitkan dengan transaksi-transaksi dan kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan layanan kesehatan? Misalnya jual beli tanah, pergi umroh atau naik haji. Bukankah kegiatan-kegiatan itu tidak ada hubungannya dengan layanan kesehatan. Bahkan kalau pergi haji, yang artinya berangkat keluar negeri, saat ini banyak negara mewajibkan asuransi yang cukup besar. Apakah BPJS akan meng-cover biaya berobat di luar negeri ketika seorang warga negara Indonesia mengalami sakit atau kecelakaan ketika sedang berada di luar negeri? Ternyata tidak. Lantas, mengapa mewajibkan keanggotaan BPJS?
Bisa saja karena ternyata masih banyak warga negara yang belum menjadi anggota BPJS, baik golongan ekonomi atas, menengah, maupun bawah. Maka pemerintah berusaha mengurangi celah yang membuat masyarakat tidak mendaftar BPJS.
Golongan Ekonomi Atas dan Menengah
Untuk golongan ekonomi atas dan menengah mungkin alasannya karena mereka sudah memiliki asuransi kesehatan swasta yang lebih memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga mereka merasa tidak memerlukan BPJS kesehatan. Padahal tentu saja dengan iuran yang mereka bayarkan, meskipun mereka tidak akan pernah menggunakannya ketika sakit, uang itu akan membantu golongan ekonomi lemah/bawah, yang lebih membutuhkan. Jika mampu, tidak ada salahnya saling membantu bukan?
Golongan Ekonomi Bawah/Lemah
Apa alasan seseorang tidak memiliki asuransi baik itu asuransi pemerintah atau asuransi swasta? Bisa jadi karena isu politik. Karena masyarakat golongan ini mudah dibakar dengan isu-isu politik. Bisa juga karena ada pemikiran bahwa masih banyak orang yang "baik hati" dan mau membantu. Pola pikir yang kedua ini saya rasa juga harus diluruskan. Orang miskin dan orang kaya yang dermawan akan selalu ada sepanjang masa. Tetapi alangkah baiknya jika tidak tergantung pada bantuan orang lain. Bukankah lebih baik memberi daripada menerima? Memang ada saat-saat kita harus menerima bantuan dari orang lain, namun tentu saja itu karena kondisi "terpaksa", bukan sengaja "direncanakan" dengan pola pikir: nanti juga ada yang bantu.
Alasan lain mungkin karena faktor agama. Tidak dipungkiri bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berke-Tuhan-an. Berbeda dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya tidak beragama dan mengandalkan logika. Namun prinsip berketuhanan ini sebaiknya direnungkan dengan baik. Berasuransi bukan berarti tidak beriman atau mendahului kehendak Allah. Beragama juga bukan berarti pasrah pada apapun yang akan terjadi dimasa depan. Jika hanya pasrah saja karena yakin Tuhan akan menolong, jangan-jangan negara ini akan dipenuhi para pemalas yang kerjanya hanya menunggu datangnya pertolongan Tuhan tanpa mau berusaha. Padahal mungkin pertolongan itu sudah datang, hanya saja si calon penerima tidak mau bergerak untuk menerima.
Berasuransi adalah ibarat menyimpan tabung pemadam kebakaran di rumah, sebagai antisipasi kalau-kalau terjadi sesuatu. Tentu saja walaupun siap siaga, kita tidak pernah berharap akan menggunakannya. Namun, siapa yang dapat menjamin kalau tidak akan pernah terjadi apa-apa dirumah kita.
Dengan mengadakan program BPJS, sebenarnya pemerintah sudah berusaha dengan sangat baik memenuhi kewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada warga negaranya. Jadi mengapa tidak kita dukung?
Harus diakui juga bahwa memang pelayanan BPJS masih terlalu ribet dan masih perlu banyak peningkatan. Regulasi yang terlalu panjang seharusnya sudah bisa dibuat lebih singkat dengan adanya teknologi Internet. Mengapa tidak dibuatkan suatu sistem online yang terhubung ke semua rumah sakit diseluruh negeri, sehingga  tidak perlu lagi harus kesana kemari dulu meminta rujukan. Akan lebih baik jika semua persyaratan yang dibutuhkan dibuatkan aplikasi onlinenya yang dapat diakses dengan mudah.