Dengan kemampuan mengimplementasikan teknologi informasi yang semakin meningkat, semua pekerjaan administrasi itu sudah dapat dilakukan tanpa campur tangan manusia.
Namun, untuk menyentuh hati calon nasabah dan menyadarkan mereka tentang pentingnya berasuransi tetap harus dilakukan oleh manusia. Saya rasa ini tidak dapat "dirobotkan".
Dalam membeli produk asuransi, baik online maupun melalui agen asuransi, atau melalui bank, sebaiknya calon nasabah tetap memastikan apa saja yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi dan apa yang tidak, termasuk apa hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Mungkin asuransi mobil masih lebih populer dibandingkan asuransi kesehatan, asuransi perlindungan keuangan terhadap resiko kecelakaan, terhadap penyakit kritis, dan asuransi jiwa. Maka ibarat mobil, biasanya yang diasuransikan itu adalah mobil baru.Â
Makin mahal harga mobilnya, makin mahal uang pertanggungan asuransi yang diambil. Karena jika terjadi sesuatu pada mobil itu, maka biaya perbaikannya tentu lebih mahal dibandingkan perbaikan mobil yang harganya lebih murah. Dan tentunya tidak akan ada perusahaan asuransi manapun yang mau menerima mobil lama yang sudah "batuk-batuk" untuk diasuransikan.
Demikian pula dengan asuransi yang berlaku untuk manusia. Yang dapat diasuransikan adalah seseorang yang masih sehat. Maka itu calon nasabah harus jujur dengan kondisi kesehatannya. Karena jika ada kebohongan dan kemudian kebohongan itu ditemukan oleh perusahaan asuransi, maka ada kemungkinan klaim asuransi tidak akan dipenuhi pada saat Anda melakukan klaim ketika terjadi resiko hidup. Jangan sampai kelak hal ini dianggap "penipuan", karena kenyataannya secara aturan memang seperti itu.
Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah bahwa asuransi itu adalah sebuah pembelanjaan. Ada biaya asuransi yang harus dibayar untuk mendapatkan fasilitas yang berupa: mendapatkan uang pertanggungan sesuai perjanjian polis, ketika terjadi resiko. Jadi jika tidak terjadi resiko selama masa perlindungan yang dibayar oleh nasabah, uang yang dibayarkan tidak dapat ditagih balik.
Berasuransi sering disebut sebagai mengalihkan resiko kepada perusahaan asuransi. Resiko apa? Resiko ekonomi.
Contoh paling gampang adalah, asuransi mobil tadi. Ketika mobil mengalami, katakanlah kerusakan akibat kecelakaan, berapa kira-kira kerugian pemilik mobil? Tergantung harga mobilnya. Mobil seharga 1M, maka maksimal kerugiannya adalah 1M juga. Â Apakah pemilik mobil siap kehilangan uang 1M yang sudah ditukar dengan barang berupa mobil itu? Jika tidak, maka sebaiknya mobil itu diasuransikan seharga mobil itu, agar jika terjadi sesuatu, maka uang 1M itu kembali kepada Anda, dan Anda dapat membeli mobil baru. Berarti resiko kehilangan uang dipindahkan ke perusahaan asuransi dengan membayar biaya perlindungan sejumlah tertentu, yang disebut premi.
Demikian pula dengan asuransi jiwa. Berapa nilai ekonomis seseorang? Maka jika Anda tidak mau kehilangan nilai ekonomis itu, maka sebaiknya jiwa Anda diasuransikan. Bagaimana seseorang dapat kehilangan nilai ekonomisnya? Bisa karena kematian, bisa juga karena kehilangan kemampuan bekerja akibat kecelakaan atau terkena penyakit kritis yang berkepanjangan.Â
Dalam kondisi-kondisi seperti itu, tentunya seseorang tidak dapat menghasilkan uang sebagai kompensasi bekerja. Nah, apakah Anda siap kehilangan semua itu, padahal namanya orang hidup pasti butuh biaya.Â