Bekerja sampingan untuk para pekerja yang beban pekerjaan utamanya tidak terlalu berat, dalam arti tidak menguras pikiran, tenaga, dan waktu, mungkin dapat dijalankan tanpa mengganggu pekerjaan utama. Misal untuk para pekerja yang memang bentuk pekerjaannya selesai per hari.Â
Pekerjaan hari ini hanya untuk hari ini, dan besok dimulai lagi pekerjaan yang sama tanpa harus berpikir keras mencari solusi untuk pekerjaan itu, karena itu adalah pekerjaan rutin yang selalu sama setiap hari.
Buat saya sendiri, sebagai pekerja IT yang lebih suka bekerja dalam proyek implementasi sistem, yang hampir setiap saat harus mencari solusi untuk suatu masalah, belajar lagi dan lagi, dikejar deadline, dan siklus pekerjaannya bukan per hari tetapi per proyek, rasanya berat mengambil lebih dari satu pekerjaan pada saat yang sama untuk jenis pekerjaan yang sama. Kecuali ketika bagian pekerjaan saya hanya yang kecil-kecil saja.
Namun demikian, dalam sebuah proyek baru, saya pernah menemukan seorang teman yang pernah bekerja bersama-sama di masa lalu namun sudah lama tidak mendengar kabarnya. Rupanya dia bekerja sebagai freelancer dalam proyek ini. Dan bagian yang dia kerjakan adalah bagian yang justru paling penting.Â
Selama proyek, kami tidak pernah bertemu muka, karena kenyataannya dia berada di negara lain dan tidak hanya bekerja dalam satu proyek saja, tetapi dia adalah seorang freelancer yang tidak terikat pada satu perusahaan pun.Â
Jadi menurut saya, ini bukan bekerja sampingannya. Dia bekerja sebagai freelancer jarak jauh. Dan memang dia tidak perlu bekerja di jam yang sama dengan kami, selama dia dapat menyelesaikan bagiannya dan tidak mengganggu pekerjaan tim secara keseluruhan.Â
Setahu saya, dia memang seorang expert yang dapat diandalkan dan cukup bertanggung jawab. Dan mungkin juga karena saat itu projek manager kami dapat mengatur semuanya dengan baik, sehingga walau ada ketidaksamaan waktu kerja, kami semua tetap dapat bekerja dengan baik sebagai tim.Â
Ditambah lagi, kami semua dalam tim bukan pemula, sehingga sudah saling mengerti apa saja yang harus dikerjakan tanpa harus merasa terganggu karena ada bagian pekerjaan yang sambung menyambung dikerjakan oleh orang yang berbeda. Intinya, semua pihak bekerja profesional.Â
Di lain waktu, saya terjebak dalam satu proyek yang ditawarkan yang mana kondisinya masuk di tengah-tengah proyek sudah berjalan.Â
Ternyata proyek itu sebelumnya dikerjakan oleh seorang freelancer yang mengerjakan proyek itu hanya di malam hari alias di luar jam kerja normal.Â
Orang ini masih memiliki pekerjaan utama, di mana dia harus hadir secara fisik di jam kerja normal. Tidak heran jika proyek yang dia kerjakan sebagai pekerjaan sampingan ini dikerjakan terlambat hampir dari setengah waktu yang dijadwalkan.Â
Menurut saya, pemilik proyek terlalu berani dengan hanya mengambil seorang pekerja sampingan seperti itu. Saya menyebut "sampingan" karena orang tersebut masih terikat pada pekerjaan utama dan tidak bekerja full time dalam proyek tersebut. Padahal pekerja sampingan ini memiliki peran utama yang menurut saya seharusnya dikerjakan oleh pekerja yang full time dan harus cukup berpengalaman.Â
Pada akhirnya, saya menemukan memang beberapa (kalau tidak bisa dibilang banyak) pekerja IT pemula, yang mengambil pekerjaan teknikal yang sama dengan pekerjaan utama, sebagai pekerjaan sampingan di luar jam kerja normal.Â
Memang kenyataannya ada saja proyek IT yang kekurangan tenaga ahli sehingga harus mencari orang lain di luar tim inti. Namun sangat disayangkan jika pekerja yang diambil dari luar tim inti ini,  ternyata bukan orang-orang yang terlalu berpengalaman dengan skill yang juga tidak terlalu memumpuni.
Kebanyakan yang masih mengambil pekerjaan sampingan, berupa pekerjaan teknikal, di luar jam kerja, adalah para pemula yang entah mungkin merasa masih punya energi lebih atau mengejar target tabungan sekian-sekian.Â
Dan biasanya, mereka ini bisa diidentifikasi dengan melihat tanda-tanda seperti tidak fokus pada pekerjaan utama, selalu mencari alasan untuk pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Padahal sehari-hari selalu terlihat sangat sibuk, bahkan terkadang tengah malam menghubungi atasan untuk bertanya mengenai pekerjaan.Â
Sepintas terlihat dedikasi tinggi karena sampai tengah malam masih bekerja. Tetapi, sebenarnya perlu dipertanyakan apa sebenarnya yang dia kerjakan selama jam kerja normal? Jangan-jangan mengerjakan pekerjaan lain.Â
Sah-sah saja memiliki pekerjaan sampingan jika memang diperlukan. Tetapi jika sudah mengganggu pekerjaan utama, sebaiknya dilihat lagi apa tujuan mengambil pekerjaan sampingan. Karena jika karena mencuri-curi waktu, pekerjaan utama menjadi terbengkalai, saya yakin, pekerjaan sampingan juga tidak akan beres.Â
Ujung-ujungnya malah bisa jadi lingkaran setan. Bagaimana pun kedua pekerjaan, baik pekerjaan utama maupun yang sampingan, pasti menuntut tanggung jawab, karena keduanya dibayar. Tanpa peduli berapa bayarannya, mau dibayar murah atau dibayar mahal, tetap saja keduanya perlu dikerjakan dengan benar. Itu baru namanya profesional.Â
Untuk pekerja IT, umumnya memang mengambil pekerjaan sampingan di luar jam kerja tidak diizinkan karena akan membuat pikiran bercabang. Kecuali Anda seorang expert freelancer yang tidak terikat pada satu perusahaan, maka Anda bebas menentukan mau bekerja di mana dan di beberapa tempat. Itu pun harus dengan perhitungan waktu yang tepat, jangan sampai keteteran.Â
Jadi biasanya pekerja sampingan di-bidang IT, adalah pekerja yang mencuri-curi waktu. Lain soal kalau bidang IT-nya adalah IT yang tidak dikejar deadline atau yang pekerjaannya sama dari hari ke hari, atau yang sekali jadi selesai. Misal IT support, bagian jaringan, dan sebagainya  Â
Seharusnya mereka yang mengambil pekerjaan sampingan dibidang yang sama, adalah orang-orang yang sudah berpengalaman, minimal disatu bagian. Karena jika Anda mengambil pekerjaan sampingan dengan jam kerja di luar jam kerja utama, yaitu di sore sampai malam hari, atau hari libur, tentunya Anda harus dapat mengerjakan semuanya sendirian dan tanpa bimbingan dari senior atau orang yang bertanggung jawab dalam projek tersebut. Anda seharusnya sudah tahu apa yang harus dikerjakan dan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Â
Jika masih memerlukan bimbingan, lebih baik tidak perlu mengambil pekerjaan sampingan itu, karena Anda hanya akan menyusahkan saja.Â
Tidak adil juga mencuri-curi waktu menggunakan jam kerja utama untuk menyelesaikan pekerjaan sampingan, sementara pekerjaan utama dikerjakan di luar jam kantor.Â
Bagaimana pun juga, tidak ada pekerjaan apa pun yang boleh dikerjakan asal-asalan, sekecil apa pun itu.
Jika memang menginginkan penghasilan lebih, ada baiknya memilih pekerjaan sampingan yang tidak terlalu menyita waktu dan pikiran, atau yang benar-benar dikuasai agar tidak mengganggu pekerjaan utama.Â
Pekerjaan apa pun, baik pekerjaan utama maupun sampingan, tetap harus dikerjakan secara profesional. (VRG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H