Orang ini masih memiliki pekerjaan utama, di mana dia harus hadir secara fisik di jam kerja normal. Tidak heran jika proyek yang dia kerjakan sebagai pekerjaan sampingan ini dikerjakan terlambat hampir dari setengah waktu yang dijadwalkan.Â
Menurut saya, pemilik proyek terlalu berani dengan hanya mengambil seorang pekerja sampingan seperti itu. Saya menyebut "sampingan" karena orang tersebut masih terikat pada pekerjaan utama dan tidak bekerja full time dalam proyek tersebut. Padahal pekerja sampingan ini memiliki peran utama yang menurut saya seharusnya dikerjakan oleh pekerja yang full time dan harus cukup berpengalaman.Â
Pada akhirnya, saya menemukan memang beberapa (kalau tidak bisa dibilang banyak) pekerja IT pemula, yang mengambil pekerjaan teknikal yang sama dengan pekerjaan utama, sebagai pekerjaan sampingan di luar jam kerja normal.Â
Memang kenyataannya ada saja proyek IT yang kekurangan tenaga ahli sehingga harus mencari orang lain di luar tim inti. Namun sangat disayangkan jika pekerja yang diambil dari luar tim inti ini,  ternyata bukan orang-orang yang terlalu berpengalaman dengan skill yang juga tidak terlalu memumpuni.
Kebanyakan yang masih mengambil pekerjaan sampingan, berupa pekerjaan teknikal, di luar jam kerja, adalah para pemula yang entah mungkin merasa masih punya energi lebih atau mengejar target tabungan sekian-sekian.Â
Dan biasanya, mereka ini bisa diidentifikasi dengan melihat tanda-tanda seperti tidak fokus pada pekerjaan utama, selalu mencari alasan untuk pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Padahal sehari-hari selalu terlihat sangat sibuk, bahkan terkadang tengah malam menghubungi atasan untuk bertanya mengenai pekerjaan.Â
Sepintas terlihat dedikasi tinggi karena sampai tengah malam masih bekerja. Tetapi, sebenarnya perlu dipertanyakan apa sebenarnya yang dia kerjakan selama jam kerja normal? Jangan-jangan mengerjakan pekerjaan lain.Â
Sah-sah saja memiliki pekerjaan sampingan jika memang diperlukan. Tetapi jika sudah mengganggu pekerjaan utama, sebaiknya dilihat lagi apa tujuan mengambil pekerjaan sampingan. Karena jika karena mencuri-curi waktu, pekerjaan utama menjadi terbengkalai, saya yakin, pekerjaan sampingan juga tidak akan beres.Â
Ujung-ujungnya malah bisa jadi lingkaran setan. Bagaimana pun kedua pekerjaan, baik pekerjaan utama maupun yang sampingan, pasti menuntut tanggung jawab, karena keduanya dibayar. Tanpa peduli berapa bayarannya, mau dibayar murah atau dibayar mahal, tetap saja keduanya perlu dikerjakan dengan benar. Itu baru namanya profesional.Â
Untuk pekerja IT, umumnya memang mengambil pekerjaan sampingan di luar jam kerja tidak diizinkan karena akan membuat pikiran bercabang. Kecuali Anda seorang expert freelancer yang tidak terikat pada satu perusahaan, maka Anda bebas menentukan mau bekerja di mana dan di beberapa tempat. Itu pun harus dengan perhitungan waktu yang tepat, jangan sampai keteteran.Â
Jadi biasanya pekerja sampingan di-bidang IT, adalah pekerja yang mencuri-curi waktu. Lain soal kalau bidang IT-nya adalah IT yang tidak dikejar deadline atau yang pekerjaannya sama dari hari ke hari, atau yang sekali jadi selesai. Misal IT support, bagian jaringan, dan sebagainya  Â