Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Toxic Relationship antara Saudara Sekandung, Bagaimana Cara Menanganinya?

23 November 2020   23:28 Diperbarui: 24 November 2020   09:33 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: sumber: wehavekids.com)

"Tidak ada yang cocok dengan kamu!"

Selalu berusaha mencari-cari masalah, membesar-besarkan masalah dan bukannya menyelesaikan masalah. Apalagi jika ada saudara yang lain yang malah memanfaatkan situasi itu. Menjadikan satu orang yang terlanjur disetujui sebagai orang yang tidak benar atau biang masalah itu, sebagai kambing hitam, demi tujuan yang hanya dia sendiri yang tahu.

Jika berada dalam situasi seperti itu, dan menjadi seorang yang dianggap "tidak benar" atau biang masalah, daripada bertahan dalam lingkaran setan, saya kira tidak salah kalau sementara kita menjauh demi melindungi diri sendiri. Kita mengasihi dan menyayangi saudara-saudara kita tetapi pada saat yang sama kita pun menyayangi dan mengasihi diri sendiri.

Jika sudah terlanjur terpengaruh dengan situasi itu, dan mulai melihat diri sendiri negatif, sebaiknya berusahalah menyembuhkan diri sendiri, menguatkan hati dan kembali menemukan hal-hal positif dalam diri. 

Saya rasa ketika seseorang sudah dapat menyembuhkan dirinya sendiri, pada akhirnya dia pun akan belajar menghadapi orang-orang yang berusaha membuatnya menjadi orang yang "salah" dalam segala hal, dengan lebih baik. 

Dulu mungkin kita tidak tahu bagaimana menghadapi orang-orang itu dengan benar, karena toh mereka saudara kita sendiri yang rasanya tidak mungkin berbuat jahat pada kita. 

Namun mereka juga manusia biasa. Mungkin mereka tidak sadar kalau apa yang dilakukan itu salah, mungkin mereka hanya kesal karena sesuatu hal, emosi, dan lupa kalau tindakannya sudah terlalu jauh dan tidak benar. Mungkin juga mereka punya masalah dengan dirinya sendiri yang tidak diakui dan kita sendiri, sebagai saudaranya, tidak mengerti.

Yang paling bertanggung jawab atas diri kita adalah kita sendiri. Jangan pernah membiarkan diri dibully sekalipun itu oleh saudara sendiri. 

Menyingkir sejenak bukan untuk memutuskan tali persaudaraan, tetapi untuk suasana yang lebih baik di kemudian hari. Setidaknya, jika kita menjadi pihak yang menjadi korban, kita tidak membiarkan suasana menjadi lebih buruk untuk diri sendiri. (VRGultom)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun