Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Mau Jadi Akuntan!

19 November 2020   19:14 Diperbarui: 19 November 2020   19:29 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau menjahit, saya adalah asisten mama, karena beliau sempat menjadi penjahit pakaian yang menerima order menjahit baju. Mama yang menjahit bagian-bagian yang harus diselesaikan dengan mesin, dan saya diajari untuk memasang kancing, dan bagian-bagian lain yang harus diselesaikan dengan tangan. 

Begitulah, mama mengajarkan keterampilan menjahit sambil mendelegasikan tugas. Dikemudian hari keterampilan ini memang berguna terutama ketika ada kancing baju yang copot, atau tidak sengaja baju yang kita pakai robek. Daripada dibuang, lebih baik ditisik dan ditambal sampai robekannya tidak kelihatan. Lumayan mengirit pengeluaran sampai waktunya beli baju baru lagi. Atau kalau sedang dalam keadaan darurat, saya tahu bagaimana menjahitnya dengan tangan.

Pertama kali saya belajar bahasa Inggris pun dari mama. Hitungan one, two, three,...ten itu saya tahu dari mama. Termasuk kalimat-kalimat,"How do you do?" Ketika itu saya belum sekolah, tetapi sudah belajar semua itu dengan mama.

Mama saya senang dengan lagu-lagu gereja tentang ibu Maria, maka itu juga yang diajarkan kepada kami. Lagu yang paling saya ingat sering diajarkan oleh Mama adalah lagu "Mengasih Maria". Maka setiap lagu itu dinyanyikan di gereja, saya akan ingat, itu lagunya mama.

Saya juga sering membantu mama membuat sabun cuci. Mama membeli bahan-bahan dasarnya di toko dan membuat sabun cuci sendiri untuk persediaan beberapa minggu. Mungkin untuk pengiritan. Itulah salah satu cara mama mengelola keuangan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil.

Setelah agak besar, mama mulai memberikan tugas-tugas rumah tangga dengan cara membuat jadwal giliran cuci piring, memasak, membersihkan rumah. Kadang-kadang sebagai ABG, jika pulang sekolah lebih awal, teringat kalau pulang kerumah harus ikut membantu memasak dan cuci piring, maka dengan sengaja, saya akan pergi dulu ketempat lain sampai kira-kira pulang kerumah sudah tinggal makan he..he..he...

Ternyata dikemudian hari semua itu sangat berguna. Karena sudah terbiasa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah dan melihat cara mama mengelola keuangan keluarga dengan cara pengiritan-pengiritan seperti menambal baju yang robek daripada membeli baju yang baru, membuat sabun cuci sendiri, tidak membiasakan anak-anaknya jajan diluar, dan lain-lain, saya rasanya jadi lebih tahan banting dan tidak mudah putus asa. 

Berani menghadapi situasi apalagi disaat keuangan sedang tidak baik. Tidak boros disaat kondisi keuangan sedang baik. Dan yang tidak kalah penting, disaat orang lain tidak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak terbiasa ikut melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, saya malah dengan mudah melakukannya.

Seperti ketika suatu saat ada kegiatan camping, kami harus memasak nasi sendiri. Ternyata teman-teman tidak ada yang tahu bagaimana memasak nasi, sementara saya menjadi tidak PD karena heran masa iya teman-teman tidak bisa masak nasi. Jangan-jangan nasi yang dimaksud bukan nasi yang biasa saya makan. Akhirnya saya tanya, maksudnya masak nasi putih kan? Itu mah gampang!

Mama juga menemani kami belajar. Saya bangga kalau PR saya selesai terutama matematika yang menurut kebanyakan orang adalah mata pelajaran yang paling susah, bisa selesai.  Dibandingkan teman-teman lain, rata-rata ibu mereka tidak dapat menemani mereka belajar, apalagi untuk matematika.  

Meskipun mama hanya sanggup dengan matematika sampai kelas IV SD saja, tapi saya bangga karena punya ibu yang tahu matematika dan pelajaran-pelajaran lainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun