Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ana's Story: Kisah Seorang Remaja Penderita HIV/AIDS

3 Desember 2019   20:54 Diperbarui: 4 Desember 2019   20:33 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Ana dan Berto berlanjut. Ana yang percaya pada Berto akhirnya membuka semua rahasianya, termasuk pelecehan sexual yang dilakukan Ernesto. Berto meyakinkan Ana bahwa itu bukan kesalahan Ana. Hal itu membuat Ana merasa nyaman dan semakin dekat dengan Berto, hingga akhirnya Ana hamil. Mereka melakukan hubungan sex pertama kali tanpa menggunakan kondom, padahal mereka sudah diedukasi untuk tidak melakukan hal itu, karena cukup berbahaya.

Pengurus dan penghuni panti memperlakukan Ana dengan baik selama kehamilannya, namun mereka tidak dapat menerima seorang bayi ditengah-tengah mereka karena tempat itu diperuntukan hanya untuk remaja dan orang dewasa. Bibi Ana yang lain, Aida, akhirnya mau menampung Ana dan bayinya.

Berto mulai bekerja sebagai pencuci mobil, untuk mendapatkan uang agar dapat membelikan Ana keperluan kehamilan dan juga bayinya. Sayangnya Berto terluka pada kaki dan mengalami infeksi, yang membuat ia tidak dapat lagi bekerja. Sebulan sebelum Ana melahirkan, Berto dirawat di rumah sakit karena rasa sakit yang parah. Ia harus dioperasi untuk membersihkan infeksinya. Harapan Ana untuk membangun keluarga yang utuh pun mulai menipis.

Tibalah hari dimana Ana harus melahirkan bayinya. Untuk mencegah bayi terinfeksi HIV, maka Ana harus melahirkan dengan cara operasi cesar. Operasi berjalan baik, dan lahirlah seorang bayi perempuan yang kemudian dinamai Beatriz.

Ana tahu bahwa hidupnya akan menjadi lebih sulit, tetapi sekaligus ia merasakan kesempatan kedua untuk merasakan kebahagiaan. Dia tahu dia punya kesempatan untuk mencintai dan dicintai, sesuatu yang tidak dia dapatkan dimasa kecilnya.

Ana memberi bayinya susu botol, karena virus HIV dapat menyebar melalui air susu ibu. Menurut dokter, Beatriz tidak terinfeksi HIV karena Ana mengkonsumsi obat-obatannya dengan baik.

Setelah melahirkan, Ana tinggal bersama dengan bibi Aida, adik ayahnya. Ana merasa senang kembali tinggal bersama keluarganya. Disitu bibi Aida menceritakan kisah masa kecil Ana ketika HIV hampir merenggut nyawanya. Ketika itu Ana begitu kecil, giginya rontok, dan ia sekarat. 

Namun nenek Ana berjuang untuk mendapatkan obat untuk Ana. Ia menemukan program dari Amerika Serikat untuk Ana mendapatkan obat-obatan HIV/AIDSnya. Ana tidak menyangka perjuangan neneknya itu. Nenek yang ia kenal keras kepala dan sering memukulnya,  ternyata pernah memperjuangkannya untuk tetap hidup.

Pada usia tiga bulan, Beatriz menjalani serangkaian HIV test dan hasilnya negatif. Tes kedua diambil saat Beatriz berusia 6 bulan. Hasil test tetap menyatakan negatif. Beatriz masih akan menjalani test pada usia 18 bulan untuk meyakinkan bahwa ia tidak terinfeksi HIV/AIDS.

Ana pun mulai berdamai dengan keluarganya, terutama nenek dan bibi Sonia yang pernah melukainya dan membuat Ana merasa tidak berarti. Ana mulai dapat melihat bahwa konflik yang pernah terjadi diantara mereka, tak lepas dari kelakuan Ana juga.

Ana mulai menyadari, bahwa Berto hanya tertarik kepada dirinya, namun tidak terlalu tertarik kepada Beatriz, anaknya. Berto lebih suka menjadi seorang kekasih daripada seorang ayah. Ana mulai berpikir bahwa Berto dan dirinya tidak akan dapat menjadi satu keluarga. Selain itu Berto pun tidak bekerja, bagaimana bisa dia menghidupi Ana dan Beatriz. Dengan pertimbangan itu, Ana mulai mengijinkan dirinya untuk dekat dengan pria lain, Guilermo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun