Setiap drop point dilengkapi dengan scanner untuk membaca barcode yang sudah tertempel pada setiap paket mulai dari drop point pertama, dan system akan mencatat data sesuai kode paket masing-masing untuk mengupdate status dan lokasi paket. Secara otomatis system akan mencatat detail waktunya, yang akan menjadi dasar pengurutan data barang berdasarkan metoda FIFO  (First In First Out). Paket yang masuk duluan akan diproses lebih dulu.  Metoda ini penting agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman barang.
Pembagian Beban Kerja Oleh System
Penggunaan teknologi digital juga memungkinkan system membagi beban kerja dari setiap drop point mulai dari pick up hingga sampai ditangan pelanggan.
System yang terintegrasi memungkinkan setiap data yang masuk diolah dan dianalisa oleh system dengan smart, dikelompokan sesuai area pengangkutan, kota tujuan, hingga level kecamatan.
Di sisi lain, ada system pendistribusian barang yang smart untuk mengkalkulasi kapasitas alat angkut per area, menghitung alat angkut yang tersedia, beserta tenaga manusianya, seperti supir dan kernet. Â
Saya percaya, J&T Express juga sudah menerapkan analisa yang smart dengan mengkolaborasikan semua proses dan data yang saling terintegrasi untuk menghasilkan semacam jadwal penjemputan dan pembagian tugas, sehingga memudahkan para pekerja untuk melakukan tugasnya. Â
Pastilah J&T Express sudah menerapkan analisa yang dapat mendukung pengambilan keputusan, misalkan pada saat tidak ada alat angkut yang tersedia di suatu area, system yang dipakai J&T Express dapat memberikan informasi alat angkut yang tersedia di area terdekat, atau mungkin malah langsung memberikan notifikasi kepada driver terdekat yang sedang available untuk menjemput paket. Hal ini akan mengindari, atau minimal mengurangi, Â kemungkinan waktu tunda (delay) pengangkutan paket.
Jika pembagian beban kerja semacam itu masih dilakukan manual, pasti ribet sekali dan memungkinkan terjadinya misscommunication, kesalahan informasi, dll. J&T Express akan kehilangan banyak kesempatan dalam melakukan tugas utamanya mengantar paket jika tidak didukung oleh teknologi penggunaan komputer yang handal.
Penerapan Teknologi Transport Tracker
Proses pengiriman barang tidak lepas dari kondisi kendaraan, kondisi pekerja, jalanan, dan peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi layanan udara, laut, dan darat.
Setiap kendaraan darat mestinya sudah dilengkapi dengan transport tracker atau pendeteksi pergerakan kendaraan, sehingga mudah diketahui keberadaannya, dan update terhadap system tetap dilakukan, sehingga system dapat memberikan 'saran' alternatif, misal untuk mengganti rute perjalanan, dsb, atau sekedar memberikan informasi kepada pihak berkepentingan bahwa telah terjadi sesuatu sehingga gelondongan paket yang dikirim pada tanggal sekian jam sekian dengan pesawat XYZ masih berada di titik point tertentu, dst.