Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Informasi Vs Hoax

8 April 2019   00:25 Diperbarui: 8 April 2019   01:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Information is power atau informasi adalah kekuatan adalah benar adanya. Dengan menguasai informasi, seseorang dapat merencanakan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kondisi, yang berguna untuk mengantisipasi suatu keadaan baik keadaan buruk maupun keadaan baik.

Namun informasi seperti apa yang dapat menjadi kekuatan seseorang atau lembaga? Tentu saja informasi yang benar.

Bagaimanakah prosesnya untuk mendapatkan informasi yang benar?

Semuanya berawal dari data. Informasi adalah kumpulan dari data yang diolah sedemikian rupa menjadi informasi.

Apakah data yang tidak benar akan menghasilkan informasi yang benar? Tentu saja tidak. Seorang pengusaha yang bijaksana tidak akan memulai usaha tanpa perhitungan walau mungkin untuk jadi pengusaha harus nekat juga J

Setidaknya dia akan mengumpulkan data terlebih dahulu, misalnya tentang lokasi usaha, modal awal yang dibutuhkan, usaha apa yang akan dijalankan, bagaimana menjalankannya, bagaimana kira-kira prospeknya, siapa yang akan menjadi pelaku harian aktifitas rutin, dll. Jika data-data sudah terkumpul, kemudian data-data tersebut diolah menjadi suatu informasi yang akan menjadi pendukung keputusan. 

Misal jika orang itu akan mengajukan proposal peminjaman dana usaha, informasi tadi akan dipertimbangkan dan dari situ akan lahir keputusan apakah proposal tersebut disetujui atau tidak atau apakah eksekusi dapat dilakukan segera atau harus menunda beberapa lama.

Bagaimana jadinya jika data yang terkumpul tidak benar atau tidak sesuai kenyataan? Tentu saja informasi yang dihasilkan juga tidak akan benar dan akan membawa pada keputusan yang salah. Ini bisa menjadi hoax, yaitu sesuatu yang dibangun dari fraud/informasi yang tidak benar.

Bagaimana jika data sudah benar tetapi informasi yang dihasilkan masih juga kurang benar sehingga menuntun kepada keputusan yang salah?

Ada kemungkinan datanya kurang berkualitas, secara kuantitas kurang mendukung, pengolahan datanya kurang tepat, atau bahkan penyajian informasinya kurang tepat.

Kualitas Data

Kualitas data sangat penting dalam membentuk informasi. Ada banyak factor yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, sehingga informasi yang harus tersedia pun harus lengkap dan sesuai kebutuhan.

Sebagai contoh, jika seseorang ingin membuat coffee shop di suatu daerah, maka dia harus melakukan survey tentang daerah sekitar secara keseluruhan. Dia tidak dapat mempertimbangkan hanya jumlah penduduk tetap, tetapi juga harus mempertimbangkan perkantoran di sekitar, dan banyaknya coffe shop sejenis yang akan menjadi saingannya.

Dia juga tidak dapat menggunakan data dari beberapa tahun sebelumnya yang bisa saja tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.

Data yang kurang berkualitas akan menghasilkan informasi yang kurang tepat yang akan menuntun pada keputusan yang salah.

Contoh lain adalah kasus Ibu Ratna Sarumpaet, dimana pihak yang menyebarkan tidak melakukan cross check terlebih dahulu dan hanya mengandalkan 'penampakan' wajah dan keterangan korban. Data-data yang membentuk informasi  'penganiayaan' tersebut kurang berkualitas sehingga dengan mudah 'ditumbangkan'.

Kuantitas Data

Kuantitas data perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan informasi yang benar. Anda tidak dapat menyimpulkan sesuatu akan baik-baik saja selamanya hanya karena saat ini kondisinya memang sedang baik. Kita akan membutuhkan berbagai macam data yang relevan dengan permasalahan selama sekian periode untuk menyimpulkan sesuatu.  

Contoh, kita tidak dapat menyimpulkan produksi beras Indonesia akan cukup selamanya karena Indonesia memang sejak dulu adalah Negara agraris. Justru kita harus menghitung berapa banyak produksi beras yang dibutuhkan per bulan agar mencukupi untuk jumlah rakyat Indonesia yang mengalami pertumbuhan sekian % pertahun. Untuk itu diperlukan data luas tanah pertanian, cuaca yang mempengaruhi pertanian, serangan hama, dst. Untuk memprediksi semua itu diperlukan data beberapa tahun ke belakang, agar informasi yang dihasilkan lebih akurat.

Pengolahan Data

Hal lain yang dapat mempengaruhi terbentuknya informasi adalah cara mengolah data. Jika data-data yang terkumpul sudah cukup berkualitas dan juga secara kuantitas dianggap dapat mewakili suatu kondisi, namun informasi yang dhasilkan masih belum berkualitas, kemungkinan ada kesalahan saat mengolah data menjadi informasi. 

Mungkin ada kesalahan dalam formula-formula yang dipakai, business logic yang diterapkan, atau mungkin ada kesalahan software pengolah data yang tidak terdeteksi. Maka sebaiknya formula, business logic, dan juga software pengolah data sudah ditest dengan benar sebelum diimplementasikan.

Penyajian Informasi

Jika segala sesuatunya sudah benar, namun informasi yang disampaikan masih kurang berkualitas, mungkin cara menyajikan informasi tersebut yang kurang tepat, sehingga sulit dibaca dan dimengerti. 

Hal ini tentunya akan berpengaruh karena ada kemungkinan salah baca, atau mungkin terlalu detail sementara ketika seseorang menyampaikan informasi dengan lisan, waktunya terbatas sehingga tidak sempat disampaikan semuanya. Jika disampaikan secara tertulis, ada kemungkinan yang membaca malas membaca karena terlalu banyak sehingga dia menyimpulkan sendiri yang belum tentu sesuai dengan informasi yang sudah terbentuk.

Untuk itu sebaiknya informasi disajikan dalam bentuk sederhana yang mudah dibaca, misal dengan grafik yang eye catching, table, dll.

Demikianlah kira-kira bagaimana informasi terbentuk dan mengapa informasi dapat menjadi hoax. Hoax tidak hanya dihasilkan dari gosip yang dimulai seseorang tanpa bukti-bukti jelas, tapi juga dapat dihasilkan dari data-data yang kurang tepat secara kualitas, kuantitas, teknik pengolahan dan teknik penyajian informasi.

Di jaman digital ini, marilah kita tidak terlalu mudah menyebarkan informasi yang tidak diketahui kebenarannya. Setidaknya pakailah logika untuk menilai suatu informasi itu masuk akal atau tidak, check sumbernya, check bukti-bukti pendukungnya, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun