Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Masa Depan Ujian Nasional: Standar Pendidkan atau Beban Psikologis?

14 November 2024   03:15 Diperbarui: 14 November 2024   07:43 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
students-learning-school-their-classroom (freepik.com/freepik)

1. Pendekatan Holistik dalam Penilaian: Evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar siswa. Pendekatan seperti portofolio, proyek, dan penilaian formatif bisa membantu siswa belajar tanpa tekanan berlebihan.

2. Peran Orang Tua dan Guru dalam Mendukung Siswa: Membangun komunikasi antara siswa, guru, dan orang tua bisa membantu mengurangi tekanan yang dirasakan oleh siswa. Dengan cara ini, siswa merasa didukung dalam proses belajarnya, bukan sekadar dinilai berdasarkan angka.

3. Fokus pada Pengembangan Karakter: Selain kemampuan akademis, penting bagi sekolah untuk memperhatikan pengembangan karakter siswa. Ini termasuk keterampilan sosial, komunikasi, dan rasa percaya diri, yang semuanya penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan: Mencari Keseimbangan

UN memang menjadi instrumen penting dalam menciptakan standar pendidikan nasional. Namun, sistem ini juga perlu diperbaiki agar lebih seimbang dalam memenuhi kebutuhan siswa tanpa menimbulkan beban yang berlebihan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, guru, siswa, dan orang tua, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang mendukung perkembangan siswa secara keseluruhan, bukan hanya pada nilai akademis. Di masa depan, semoga kita bisa membangun sistem evaluasi yang lebih manusiawi, di mana setiap siswa dapat belajar dan berkembang dengan nyaman.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun