Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Love

Lonely Marriage Aisyah binti Muzahim: Mencari Makna di Balik Perbedaan

2 November 2024   03:15 Diperbarui: 2 November 2024   04:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marriage (freepik.com/Freepic.diller)

b. Cara Pandang terhadap Kemanusiaan

Asiyah memiliki empati tinggi dan tidak tega melihat penderitaan orang lain. Ketika Musa muncul sebagai pembawa risalah dan menjadi ancaman bagi Fir'aun, Asiyah melihat Musa sebagai harapan untuk rakyat yang tertindas. Sementara Fir'aun merasa terancam, Asiyah justru mendukung Musa. Cinta kasih Asiyah kepada rakyat dan kepercayaannya pada Musa menjadi bukti bahwa ia jauh dari sifat kejam yang dimiliki Fir'aun.

c. Sikap terhadap Kekuasaan dan Kekayaan

Fir'aun memiliki ketamakan yang tidak terbatas terhadap kekuasaan dan kekayaan. Baginya, hal tersebut adalah sumber kebahagiaan dan kendali atas orang lain. Sebaliknya, Asiyah memandang kekayaan dan kekuasaan sebagai tanggung jawab, bukan hak istimewa yang bisa disalahgunakan. Perbedaan pandangan ini membuat Asiyah merasa tidak nyaman dalam istana penuh kemewahan tetapi kosong dari makna.

Efek Psikologis dari Pernikahan yang Terisolasi

Pernikahan Asiyah dengan Fir'aun bisa disebut sebagai pernikahan yang kesepian. Asiyah tidak memiliki teman berbagi pikiran dan perasaan. Meskipun berada dalam lingkungan yang berlimpah kemewahan, hati Asiyah kosong karena tidak mendapatkan cinta yang sebenarnya. Secara psikologis, kesendirian ini menciptakan tekanan emosional yang sangat besar. Tidak heran jika dalam beberapa literatur klasik, Asiyah digambarkan berdoa kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk menghadapi hidup di tengah kesewenang-wenangan Fir'aun.

Isolasi emosional yang dialami Asiyah menunjukkan betapa kesepian itu tidak selalu datang dari ketidakhadiran fisik, melainkan bisa timbul karena perbedaan nilai dan prinsip hidup yang mendasar. Hal ini membawa kita pada kesadaran bahwa hubungan tidak sekadar tentang kehadiran fisik, tetapi juga tentang kedekatan emosional dan spiritual.

Penemuan Makna Cinta yang Sebenarnya dalam Kesendirian

Meskipun merasa terasing dalam pernikahannya, Asiyah tetap setia pada cintanya kepada Tuhan. Ia menolak tawaran kemewahan yang tidak memiliki nilai spiritual. Bahkan, ia rela menghadapi kematian dengan tegar sebagai bukti cintanya kepada Tuhan. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa cinta sejati adalah ketika seseorang bisa bertahan pada prinsipnya meskipun dihadapkan pada tekanan terbesar dalam hidupnya.

Dalam konteks modern, kisah Asiyah mengingatkan kita bahwa menemukan makna cinta sejati seringkali bukanlah tentang kesempurnaan fisik atau kemewahan material. Cinta sejati adalah tentang menemukan kedamaian di tengah perbedaan, tentang keberanian berdiri pada keyakinan kita, meski itu artinya harus sendirian.

 Menarik Garis Pelajaran dari Kisah Asiyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun