Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Hindari Silent Killer Agar Tidak Merasakan "Lonely Marriage"

31 Oktober 2024   14:36 Diperbarui: 31 Oktober 2024   14:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ketika komunikasi berhenti, cinta pun mulai pudar." - Harville Hendrix 

Pernikahan seharusnya menjadi tempat berbagi suka, duka, harapan, serta kebahagiaan bersama pasangan. Namun, faktanya, tak sedikit pasangan yang merasa kesepian dalam pernikahan, seolah terjebak dalam hubungan tanpa kehangatan. Masalah ini sering kali bukan karena kurangnya cinta, tetapi karena berbagai "silent killer" dalam hubungan yang perlahan merusak kedekatan dan koneksi emosional.

Di artikel ini, kita akan mengupas bagaimana "silent killer" dalam pernikahan bisa membuat hubungan terasa kosong, serta cara mengidentifikasi dan mencegahnya agar Anda dan pasangan tetap merasa terhubung dan bahagia.

Apa Itu "Lonely Marriage"?

"Lonely marriage" adalah keadaan di mana individu merasa terasing atau kesepian dalam pernikahan, meskipun secara fisik mereka hidup bersama pasangannya. Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association, sekitar 25% pasangan yang sudah menikah melaporkan merasa kesepian dalam hubungan mereka. Ini menunjukkan bahwa perasaan kesepian dalam pernikahan bukanlah hal yang jarang terjadi.

Mengenal Silent Killer dalam Pernikahan

Berikut adalah beberapa "silent killer" yang dapat memicu perasaan kesepian dalam pernikahan:

1. Silent Night: Malam tanpa percakapan atau interaksi dapat menciptakan jarak emosional. Sebuah studi oleh University of California menunjukkan bahwa pasangan yang berkomunikasi sebelum tidur memiliki hubungan yang lebih kuat.

2. Silent Scrolling: Menurut Pew Research Center, 45% orang dewasa melaporkan bahwa penggunaan gadget mengganggu interaksi dengan pasangan mereka. Hal ini dapat menyebabkan pasangan merasa diabaikan dan meningkatkan rasa kesepian.

3. Silent Disinterest: Ketika salah satu pasangan tidak menunjukkan minat dalam percakapan, ini dapat menjadi tanda awal dari masalah yang lebih besar. Journal of Marriage and Family menemukan bahwa komunikasi yang buruk dapat berkontribusi pada perasaan tidak puas dalam hubungan.

4. Silent Judgement: Menyimpan kritik atau ketidakpuasan dalam hati dapat menciptakan jarak emosional. Menurut Harvard Business Review, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk menghindari perasaan negatif yang terpendam.

5. Silent Resentment: Kekecewaan yang tidak diungkapkan dapat menumpuk dan menyebabkan konflik yang lebih besar di kemudian hari. Gottman Institute menyatakan bahwa pasangan yang tidak mengatasi masalah kecil cenderung mengalami masalah yang lebih besar dalam jangka panjang.

6. Silent Loneliness: Perasaan kesepian dapat muncul tanpa disadari ketika komunikasi dan keintiman berkurang. National Institute of Mental Health melaporkan bahwa kesepian dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Dampak "Silent Killer" Terhadap Pernikahan

Lonely marriage dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Menurut American Journal of Psychiatry, individu yang merasa kesepian dalam pernikahan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi, stres, dan masalah kesehatan fisik seperti penyakit jantung.

Cara Mencegah "Silent Killer" dalam Pernikahan

1. Mulai dengan Komunikasi Jujur dan Terbuka: Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dapat meningkatkan kepuasan dalam pernikahan. Usahakan untuk berbicara tentang perasaan dan harapan secara rutin.

2. Ciptakan Waktu Berkualitas Bersama: Menurut Psychology Today, pasangan yang meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama memiliki hubungan yang lebih kuat dan lebih bahagia.

3. Saling Mendengarkan dengan Empati: Mendengarkan dengan penuh perhatian dapat meningkatkan rasa saling menghargai dalam hubungan. Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa empati dalam komunikasi dapat memperkuat ikatan emosional.

4. Diskusikan Kekecewaan Secara Sehat: Mengatasi masalah dengan cara yang konstruktif dapat mencegah akumulasi perasaan negatif. Gottman Institute menyarankan untuk menggunakan "I-statements" untuk mengekspresikan perasaan tanpa menyalahkan pasangan.

5. Batasi Penggunaan Gadget: Mengatur waktu tanpa gadget dapat meningkatkan interaksi dan koneksi emosional. Menurut American Psychological Association, mengurangi penggunaan teknologi dapat meningkatkan kualitas hubungan.

6. Bangun Rutinitas Intim dan Spontan: Menjaga keintiman dalam hubungan sangat penting. Journal of Marriage and Family menunjukkan bahwa keintiman emosional dan fisik berkontribusi pada kepuasan pernikahan.

Kesimpulan

Menjaga pernikahan agar tetap harmonis dan jauh dari "silent killer" memerlukan usaha yang konsisten dari kedua belah pihak. Dengan komunikasi yang baik, waktu berkualitas, dan perhatian satu sama lain, pasangan dapat menghindari jebakan lonely marriage dan menikmati hubungan yang lebih bahagia dan bermakna.

Dengan langkah-langkah yang tepat, Anda dan pasangan dapat membangun fondasi yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan penuh cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun