Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hewan Disuruh Akting, Pemilik Jadi Sutradara: Fenomena Konten Anabul yang Bikin Candu

18 Oktober 2024   08:15 Diperbarui: 19 Oktober 2024   13:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Funny animal (tiktok.com/icikiwir_565)

Di era digital, tidak hanya manusia yang berlomba-lomba mencuri perhatian di media sosial, tapi juga hewan peliharaan. Kucing yang berakting marah saat dimandikan, anjing yang berpura-pura tidur ketika dimarahi, hingga burung kakaktua yang "bernyanyi" mengikuti irama.

Fenomena ini bukan hanya sekadar kelucuan belaka, tetapi sudah menjadi tren yang seakan tak ada habisnya. Pemilik hewan kini berperan layaknya sutradara, sementara hewan peliharaan---sering disebut "anabul" (anak bulu)---menjadi aktornya.

Tapi, kenapa kita begitu suka mengonsumsi konten seperti ini? Bagaimana fenomena ini bisa tumbuh dan berkembang hingga menjadi candu bagi banyak orang?

Dari Video Lucu Hingga Akting Terencana

Pada awalnya, video lucu anabul yang viral di media sosial cenderung bersifat spontan. Seekor anjing yang secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang konyol atau kucing yang menunjukkan reaksi lucu saat melihat sesuatu yang baru.

Namun, belakangan ini tren tersebut berubah. Konten tentang hewan tidak lagi mengandalkan momen-momen spontan, tetapi melibatkan skenario yang dirancang dengan cermat oleh pemiliknya.

Misalnya, seekor anjing yang disuruh berpura-pura kaget saat pemiliknya "kehilangan" mainannya, atau kucing yang seolah-olah bisa menghitung dengan kaki mereka.

Semua ini diatur sedemikian rupa agar tampak alami, namun jelas bahwa ada skenario di balik layar. Pemilik hewan sekarang beralih menjadi sutradara dadakan, berusaha mendapatkan reaksi yang diinginkan dari peliharaan mereka, yang tentunya harus terlihat lucu atau menggemaskan bagi penonton.

Menurut laporan dari American Pet Products Association (APPA), pada tahun 2023, ada peningkatan sebesar 20% dalam konten terkait hewan peliharaan di platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.

Konten ini mulai mendominasi kategori hiburan di kalangan netizen. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang terlibat, baik sebagai kreator maupun konsumen konten.

@pororo12z : nyenyenyenye... #anabul #anabulgembul #kucinglucu #kucing #kucingtiktok  original sound - Yatty Soewandy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun