Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bagaimana AI Bisa Memicu Doom Spending dan Cara Gen Z Menghindarinya

15 Oktober 2024   18:20 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:08 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doom Spending (believeinabudget.com)

Halo, Gen-Z dan Milenial! Siapa di antara kalian yang belakangan ini merasa cemas dengan keadaan ekonomi, harga kebutuhan pokok naik, pekerjaan semakin sulit didapat, dan ketidakpastian masa depan membuat kita stres?

Saat tekanan ini datang, tak sedikit dari kita yang mencari pelarian dalam bentuk belanja impulsif---atau yang kini lebih dikenal dengan istilah doom spending. Apakah kamu salah satunya?

Di era teknologi canggih, bukan hanya kehidupan kita yang berubah, tetapi juga cara kita mengelola uang dan membuat keputusan finansial.

Kecerdasan buatan (AI) semakin terlibat dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam memengaruhi perilaku belanja kita. Bagaimana AI berperan dalam fenomena doom spending ini, dan apa yang bisa kamu lakukan untuk menghindarinya? Mari kita bahas!


AI dan Kecenderungan Doom Spending

Tahukah kamu bahwa AI kini sudah mulai mengambil peran besar dalam cara kita berbelanja? Algoritma canggih yang digunakan platform e-commerce dan media sosial bisa memprediksi kebiasaan belanja kita dengan sangat akurat. Pernahkah kamu melihat iklan produk yang tiba-tiba muncul setelah kamu mencari sesuatu di Google atau Instagram? Itulah hasil dari AI yang mempelajari preferensimu.

Satu sisi, teknologi ini memudahkan kita untuk menemukan barang yang kita inginkan tanpa perlu repot-repot mencarinya. Di sisi lain, hal ini juga bisa mendorong kita untuk melakukan pembelian yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Keinginan untuk membeli barang secara impulsif semakin meningkat saat kita terus-menerus dihujani dengan iklan yang sesuai selera, diskon besar-besaran, atau bahkan "penawaran terbatas" yang sebenarnya dibuat untuk memicu rasa takut kehilangan kesempatan.

Doom spending kerap terjadi karena perasaan cemas atau stres. Alih-alih menghadapi masalah yang ada, kita mencari jalan keluar yang instan---belanja.

Dan AI, tanpa disadari, menjadi alat yang semakin memperkuat pola perilaku ini. Tanpa kontrol yang baik, doom spending bisa menjadi kebiasaan yang merugikan, terutama bagi Gen-Z dan Milenial yang sedang mencoba menata kehidupan finansial mereka di tengah dunia yang semakin kompleks.

Pendidikan Finansial di Era Otomasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun