Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Love

Kebiasaan Menarik Diri Orang Avoidant: Kenapa Mereka Susah Buka Hati

14 Oktober 2024   20:38 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
attachment style avoidant (regain.us)

Pernahkah kamu merasa bingung dengan sikap pasangan atau teman yang sering menarik diri saat hubungan mulai mendekat? Mungkin mereka termasuk dalam kategori orang dengan attachment style avoidant. Attachment style atau gaya keterikatan adalah pola emosional yang terbentuk sejak masa kecil dan berpengaruh pada hubungan kita di usia dewasa. Pada artikel ini, kita akan membahas kebiasaan menarik diri orang avoidant dan alasan di balik kesulitan mereka untuk membuka hati.

Memahami Attachment Style Avoidant

Sebelum kita masuk ke kebiasaan menarik diri, penting untuk memahami apa itu attachment style avoidant. Secara umum, ada empat jenis attachment style: secure, anxious, avoidant, dan disorganized. Orang dengan attachment style avoidant cenderung merasa tidak nyaman dengan kedekatan emosional. Mereka sering kali menghargai kemandirian dan merasa tertekan ketika orang lain berusaha mendekat.

Kebiasaan Menarik Diri

  1. Menjaga Jarak Emosional

Salah satu kebiasaan utama orang avoidant adalah menjaga jarak emosional dari orang-orang terdekat. Mereka cenderung menghindari percakapan yang mendalam atau intim, sehingga sulit untuk mengenal mereka lebih baik. Hal ini bisa membuat pasangan atau teman merasa tidak diperhatikan atau diabaikan. Mereka sering kali akan lebih nyaman membahas topik yang dangkal atau sepele.

  1. Menghindari Komitmen

Orang dengan gaya keterikatan avoidant sering kali merasa terjebak ketika hubungan mulai menunjukkan tanda-tanda komitmen. Mereka mungkin akan menarik diri atau berusaha mencari alasan untuk tidak melanjutkan hubungan. Ini bukan berarti mereka tidak mencintai, tetapi lebih kepada ketidaknyamanan mereka terhadap keterikatan yang lebih dalam.

  1. Respon Terhadap Konflik

Ketika menghadapi konflik, orang avoidant cenderung menghindar daripada berusaha menyelesaikannya. Mereka lebih suka menyendiri dan merenungkan masalah daripada berkomunikasi dengan pasangan. Hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan frustrasi di pihak pasangan, yang mungkin merasa bahwa masalah tersebut tidak diperhatikan.

  1. Menciptakan Jarak Fisik

Selain menjaga jarak emosional, orang avoidant juga sering menciptakan jarak fisik. Mereka mungkin lebih memilih untuk tidak berada di dekat pasangan atau menghabiskan waktu sendirian daripada beraktivitas bersama. Ini bisa dilihat sebagai bentuk perlindungan diri, di mana mereka ingin menghindari rasa cemas yang muncul saat berada dalam situasi yang intim.

  1. Menggunakan Humor atau Sifat Stereotip

Terkadang, orang dengan attachment style avoidant menggunakan humor sebagai mekanisme untuk menghindari kedekatan emosional. Mereka bisa jadi terlihat santai dan lucu, tetapi ini sering kali merupakan cara untuk mengalihkan perhatian dari perasaan yang lebih dalam. Sifat stereotip ini bisa membuat mereka terlihat seolah-olah tidak peduli, padahal sebenarnya mereka memiliki banyak yang ingin disampaikan.

Kenapa Mereka Susah Buka Hati?

Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa orang avoidant sulit untuk membuka hati. Mari kita lihat beberapa alasan psikologis di balik perilaku ini.

  1. Pengalaman Masa Kecil

Seringkali, gaya keterikatan ini berakar dari pengalaman masa kecil. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana kebutuhan emosional mereka tidak dipenuhi, cenderung mengembangkan attachment style avoidant. Mereka belajar bahwa menunjukkan emosi atau bergantung pada orang lain tidak aman, sehingga memilih untuk menyimpan perasaan mereka sendiri.

  1. Ketakutan akan Keterikatan

Orang dengan gaya keterikatan avoidant sering kali memiliki ketakutan mendalam terhadap keterikatan. Mereka merasa bahwa jika mereka terlalu dekat dengan seseorang, mereka akan kehilangan kemandirian atau bahkan mengalami rasa sakit saat hubungan berakhir. Hal ini membuat mereka cenderung menarik diri saat hubungan mulai menunjukkan kedalaman.

  1. Rasa Cemas yang Terpendam

Di balik sikap tenang mereka, orang avoidant sering kali menyimpan kecemasan yang mendalam. Mereka takut akan penolakan atau pengabaian, sehingga lebih memilih untuk tidak membuka diri. Dengan menarik diri, mereka merasa bisa melindungi diri dari potensi rasa sakit yang mungkin muncul.

  1. Persepsi Negatif terhadap Hubungan

Orang avoidant cenderung memiliki pandangan negatif terhadap hubungan. Mereka sering melihat hubungan sebagai sumber stres dan ketidakpastian, bukan sebagai sumber dukungan dan kebahagiaan. Ini membuat mereka lebih memilih untuk menjauh daripada berusaha untuk terlibat.

  1. Kesulitan dalam Menyampaikan Perasaan

Terakhir, banyak orang avoidant mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan mereka. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan emosi atau bahkan merasa malu untuk melakukannya. Hal ini membuat mereka lebih memilih untuk tetap diam dan menarik diri daripada mengambil risiko membuka diri kepada orang lain.

Menyikapi Kebiasaan Menarik Diri

Jika kamu berinteraksi dengan orang yang memiliki gaya keterikatan avoidant, penting untuk memahami kebiasaan mereka. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  1. Beri Ruang yang Cukup

Memberikan ruang bagi mereka untuk bernafas dan tidak merasa tertekan adalah langkah awal yang penting. Jangan paksakan untuk membuka diri; biarkan mereka melakukannya dengan kecepatan mereka sendiri.

  1. Fokus pada Komunikasi yang Sehat

Usahakan untuk selalu terbuka dalam berkomunikasi. Sampaikan perasaanmu tanpa menuntut agar mereka melakukan hal yang sama. Ini bisa membantu mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi ketika mereka siap.

  1. Pahami Bahwa Ini Bukan Salahmu

Ingatlah bahwa kebiasaan menarik diri ini bukanlah refleksi dari kurangnya rasa sayang atau perhatian terhadapmu. Mereka sedang berjuang dengan ketakutan dan rasa tidak aman yang mungkin tidak sepenuhnya kamu pahami.

  1. Sabar dan Beri Dukungan

Kesabaran adalah kunci. Dukung mereka untuk berbagi perasaan tanpa merasa tertekan. Beri mereka waktu untuk memproses emosinya.

  1. Jaga Kesehatan Emosionalmu Sendiri

Saat menghadapi seseorang dengan gaya keterikatan avoidant, penting untuk tetap menjaga kesehatan emosionalmu. Jangan terlalu terjebak dalam kebiasaan mereka yang menarik diri. Berikan perhatian pada dirimu sendiri dan apa yang kamu butuhkan dalam hubungan.

Kebiasaan menarik diri orang avoidant bisa jadi tantangan dalam hubungan. Memahami alasan di balik perilaku ini adalah langkah pertama untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki cara tersendiri dalam berhubungan, dan menghargai perbedaan ini dapat membantu kamu dan pasangan tumbuh bersama. Ketika kamu berusaha untuk lebih memahami, komunikasi menjadi lebih lancar, dan hubungan dapat berkembang dengan cara yang lebih positif. Jadi, bersabarlah dan tetap berkomitmen pada proses, karena cinta memang butuh waktu dan usaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun