Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa orang avoidant sulit untuk membuka hati. Mari kita lihat beberapa alasan psikologis di balik perilaku ini.
- Pengalaman Masa Kecil
Seringkali, gaya keterikatan ini berakar dari pengalaman masa kecil. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana kebutuhan emosional mereka tidak dipenuhi, cenderung mengembangkan attachment style avoidant. Mereka belajar bahwa menunjukkan emosi atau bergantung pada orang lain tidak aman, sehingga memilih untuk menyimpan perasaan mereka sendiri.
- Ketakutan akan Keterikatan
Orang dengan gaya keterikatan avoidant sering kali memiliki ketakutan mendalam terhadap keterikatan. Mereka merasa bahwa jika mereka terlalu dekat dengan seseorang, mereka akan kehilangan kemandirian atau bahkan mengalami rasa sakit saat hubungan berakhir. Hal ini membuat mereka cenderung menarik diri saat hubungan mulai menunjukkan kedalaman.
- Rasa Cemas yang Terpendam
Di balik sikap tenang mereka, orang avoidant sering kali menyimpan kecemasan yang mendalam. Mereka takut akan penolakan atau pengabaian, sehingga lebih memilih untuk tidak membuka diri. Dengan menarik diri, mereka merasa bisa melindungi diri dari potensi rasa sakit yang mungkin muncul.
- Persepsi Negatif terhadap Hubungan
Orang avoidant cenderung memiliki pandangan negatif terhadap hubungan. Mereka sering melihat hubungan sebagai sumber stres dan ketidakpastian, bukan sebagai sumber dukungan dan kebahagiaan. Ini membuat mereka lebih memilih untuk menjauh daripada berusaha untuk terlibat.
- Kesulitan dalam Menyampaikan Perasaan
Terakhir, banyak orang avoidant mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan mereka. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan emosi atau bahkan merasa malu untuk melakukannya. Hal ini membuat mereka lebih memilih untuk tetap diam dan menarik diri daripada mengambil risiko membuka diri kepada orang lain.
Menyikapi Kebiasaan Menarik Diri
Jika kamu berinteraksi dengan orang yang memiliki gaya keterikatan avoidant, penting untuk memahami kebiasaan mereka. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
- Beri Ruang yang Cukup
Memberikan ruang bagi mereka untuk bernafas dan tidak merasa tertekan adalah langkah awal yang penting. Jangan paksakan untuk membuka diri; biarkan mereka melakukannya dengan kecepatan mereka sendiri.
- Fokus pada Komunikasi yang Sehat
Usahakan untuk selalu terbuka dalam berkomunikasi. Sampaikan perasaanmu tanpa menuntut agar mereka melakukan hal yang sama. Ini bisa membantu mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi ketika mereka siap.
- Pahami Bahwa Ini Bukan Salahmu
Ingatlah bahwa kebiasaan menarik diri ini bukanlah refleksi dari kurangnya rasa sayang atau perhatian terhadapmu. Mereka sedang berjuang dengan ketakutan dan rasa tidak aman yang mungkin tidak sepenuhnya kamu pahami.
- Sabar dan Beri Dukungan