Mohon tunggu...
Vornalita Pelsa Sambalao
Vornalita Pelsa Sambalao Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan - Program Pascasarjana Undiksha

Saya adalah seorang yang peduli dengan pendidikan anak. Pendidikan yang saya jalani harus dapat membantu saya dalam berkontribusi di dunia pendidikan. Hobi berenang, nonton serta travelling membuat saya memiliki banyak cerita yang bisa dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akreditasi: School Pride Oriented or Student Need Oriented?

27 November 2024   22:24 Diperbarui: 27 November 2024   22:30 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lencana Akreditasi Emas Yang Elegan Dengan Pita Merah Vektor (sumber id.pngtree.com)

Akreditasi: School Pride Oriented OR Student Need Oriented? 

Akreditasi sekolah adalah sebuah penilaian yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak hanya menentukan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sebuah sekolah, tetapi juga mencerminkan reputasi dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat. Di banyak negara, termasuk Indonesia, akreditasi adalah hal yang wajib dilalui oleh sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa standar pendidikan yang diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, seiring dengan pentingnya akreditasi, timbul pertanyaan mendasar: apakah akreditasi lebih berorientasi pada kebanggaan sekolah (school pride-oriented) atau lebih kepada kebutuhan dan kesejahteraan siswa (student-oriented)?

Artikel ini akan mengulas perbedaan dan tantangan yang ada di balik proses akreditasi, serta membahas apakah tujuan utama akreditasi adalah untuk meningkatkan citra sekolah atau benar-benar berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan untuk siswa. Dengan menganalisis kedua sudut pandang ini, kita akan mencoba untuk melihat apakah akreditasi dapat lebih diarahkan kepada siswa sebagai penerima manfaat utama dari pendidikan yang berkualitas, atau justru menjadi alat untuk meningkatkan status sosial dan prestise sekolah itu sendiri.

Akreditasi Sebagai Alat untuk Mengukur Kualitas Pendidikan

Akreditasi adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh lembaga akreditasi yang ditunjuk oleh pemerintah atau badan independen. Proses ini bertujuan untuk menilai kualitas dan efektivitas pendidikan yang diberikan oleh sebuah sekolah. Dalam proses akreditasi, sekolah harus memenuhi serangkaian standar yang berkaitan dengan kurikulum, fasilitas, kualifikasi guru, manajemen, dan hasil pembelajaran siswa.

Akreditasi yang baik dapat memberikan keuntungan besar bagi sekolah, mulai dari peningkatan reputasi, akses ke pendanaan, hingga pengakuan dari masyarakat. Namun, sering kali proses ini lebih fokus pada prosedur administratif dan kriteria yang lebih formal, yang dapat memunculkan dua pandangan berbeda tentang orientasi akreditasi itu sendiri: apakah lebih berorientasi pada kebanggaan sekolah ataukah lebih kepada kebutuhan siswa?

School Pride Oriented: Fokus pada Citra Sekolah

Dalam banyak kasus, akreditasi sering kali dianggap sebagai cara untuk meningkatkan citra sekolah. Banyak sekolah yang berfokus pada perolehan akreditasi dengan tujuan untuk memperoleh status yang lebih tinggi sebagai bentuk gengsi dan dikenal sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas. Akreditasi yang baik bisa menjadi alat promosi yang efektif bagi sekolah, menarik lebih banyak siswa, serta meningkatkan status sosial sekolah tersebut dalam masyarakat.

Bagi sebagian sekolah, akreditasi sering kali menjadi indikator utama kesuksesan mereka. Sekolah-sekolah dengan peringkat akreditasi tinggi sering kali dipandang lebih elit dan lebih prestisius, yang membawa keuntungan dalam menarik perhatian masyarakat, orang tua siswa, serta calon tenaga pengajar yang berkualitas. Hal ini menciptakan semacam "budaya kebanggaan sekolah" (school pride-oriented), di mana sekolah lebih fokus pada hasil dan reputasi akreditasi daripada dampaknya terhadap pengalaman belajar siswa itu sendiri.

Beberapa masalah yang muncul dengan pendekatan ini adalah bahwa akreditasi bisa dipandang sebagai alat untuk meningkatkan citra, daripada sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Sebagai contoh, ada sekolah-sekolah yang lebih fokus pada pemenuhan syarat akreditasi daripada melakukan perubahan nyata dalam kualitas pengajaran, kebutuhan siswa atau perbaikan fasilitas untuk siswa.

Student Need Oriented: Fokus pada kebutuhan Siswa

Di sisi lain, ada pandangan bahwa akreditasi harusnya lebih berorientasi pada kebutuhan dan kesejahteraan siswa. Akreditasi yang benar-benar student need-oriented seharusnya bukan hanya melihat prosedur administratif atau pemenuhan syarat-syarat tertentu, tetapi juga menilai sejauh mana proses pendidikan itu benar-benar menguntungkan dan meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Dalam pendekatan ini, fokus utama adalah pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi siswa. Akreditasi seharusnya menilai apakah kurikulum yang diterapkan memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa, apakah sistem dan metode pengajaran dapat membantu siswa atau justru membuat siswa tertekan, apakah fasilitas yang ada dapat mendukung pembelajaran yang efektif, dan apakah guru-guru memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengajar dengan cara yang bermanfaat bagi siswa. Ini juga mencakup penilaian terhadap iklim sekolah, kebijakan inklusi, serta metode pengajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Akreditasi yang berorientasi pada siswa juga akan memastikan bahwa standar yang ditetapkan mencakup berbagai aspek yang berdampak langsung pada pengalaman belajar siswa, seperti kualitas pengajaran, keberagaman metode pengajaran, dukungan akademik, fasilitas yang memadai, dan kesehatan mental siswa. Dengan cara ini, tujuan utama akreditasi tidak hanya untuk meningkatkan reputasi sekolah, tetapi untuk memastikan bahwa sekolah benar-benar memberikan pendidikan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam jangka panjang.

Tantangan dalam Menyeimbangkan Kedua Kepentingan

Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi akreditasi adalah menyeimbangkan antara kepentingan sekolah untuk memperoleh status prestisius dan kebutuhan siswa untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dalam praktiknya, sering kali fokus lebih ditekankan pada pemenuhan standar formal yang diperlukan untuk memperoleh akreditasi, yang kadang-kadang mengabaikan aspek pengalaman belajar siswa yang lebih mendalam.

Contohnya, sekolah dapat dengan mudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi, seperti menyediakan fasilitas dasar, memiliki tenaga pengajar yang terlatih, dan mengikuti kurikulum yang telah ditentukan. Namun, jika sekolah tersebut hanya berfokus pada hal-hal ini, tanpa memperhatikan kebutuhan individu siswa, pengalaman belajar mereka mungkin tidak sepenuhnya maksimal.

Di sisi lain, jika akreditasi hanya berfokus pada siswa, tanpa mempertimbangkan kebutuhan administrasi atau kebijakan sekolah yang lebih luas, hal ini dapat menciptakan kesulitan dalam mengelola sumber daya yang diperlukan untuk mendukung kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, keseimbangan yang baik antara memenuhi standar akreditasi dan memenuhi kebutuhan pendidikan siswa adalah kunci dalam mencapai sistem pendidikan yang benar-benar efektif.

Menemukan Solusi: Meningkatkan Akreditasi yang Berfokus pada Siswa

Untuk menciptakan sistem akreditasi yang lebih berfokus pada siswa, beberapa solusi dapat dipertimbangkan:

  • Penilaian yang Lebih Holistik: Proses akreditasi harus mencakup lebih dari sekadar evaluasi administratif dan fasilitas. Penilaian harus lebih holistik, dengan fokus pada bagaimana kurikulum dan metode pengajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.
  • Keterlibatan Siswa dalam Proses Akreditasi: Sekolah dapat melibatkan siswa dalam proses akreditasi dengan meminta mereka memberikan masukan tentang pengalaman belajar mereka. Ini dapat memberikan perspektif yang lebih dalam tentang bagaimana sekolah benar-benar mempengaruhi perkembangan mereka.
  • Pelatihan Berkelanjutan untuk Pengajar: Agar sekolah benar-benar berorientasi pada siswa, pengajar harus memiliki kesempatan untuk berkembang dan beradaptasi dengan perubahan kurikulum dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, akreditasi juga harus mempertimbangkan program pelatihan berkelanjutan bagi para pengajar.

Akreditasi adalah proses yang sangat penting dalam dunia pendidikan, yang tidak hanya mempengaruhi reputasi sekolah, tetapi juga kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Meskipun ada kecenderungan untuk melihat akreditasi sebagai alat untuk meningkatkan kebanggaan sekolah, penting untuk menyeimbangkan fokus antara pemenuhan standar administratif dan kebutuhan siswa itu sendiri. Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, akreditasi yang lebih berfokus pada pengalaman belajar siswa akan menciptakan sekolah-sekolah yang tidak hanya prestisius, tetapi juga menyediakan pendidikan berkualitas yang benar-benar bermanfaat bagi siswa. Sebuah pendekatan yang lebih holistik dalam akreditasi akan memastikan bahwa tujuan utama pendidikan tercapai, yaitu untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang siap menghadapi tantangan di dunia yang semakin kompleks.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun