Mohon tunggu...
Vornalita Pelsa Sambalao
Vornalita Pelsa Sambalao Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan - Program Pascasarjana Undiksha

Saya adalah seorang yang peduli dengan pendidikan anak. Pendidikan yang saya jalani harus dapat membantu saya dalam berkontribusi di dunia pendidikan. Hobi berenang, nonton serta travelling membuat saya memiliki banyak cerita yang bisa dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akreditasi: School Pride Oriented or Student Need Oriented?

27 November 2024   22:24 Diperbarui: 27 November 2024   22:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lencana Akreditasi Emas Yang Elegan Dengan Pita Merah Vektor (sumber id.pngtree.com)

Di sisi lain, ada pandangan bahwa akreditasi harusnya lebih berorientasi pada kebutuhan dan kesejahteraan siswa. Akreditasi yang benar-benar student need-oriented seharusnya bukan hanya melihat prosedur administratif atau pemenuhan syarat-syarat tertentu, tetapi juga menilai sejauh mana proses pendidikan itu benar-benar menguntungkan dan meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Dalam pendekatan ini, fokus utama adalah pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi siswa. Akreditasi seharusnya menilai apakah kurikulum yang diterapkan memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa, apakah sistem dan metode pengajaran dapat membantu siswa atau justru membuat siswa tertekan, apakah fasilitas yang ada dapat mendukung pembelajaran yang efektif, dan apakah guru-guru memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengajar dengan cara yang bermanfaat bagi siswa. Ini juga mencakup penilaian terhadap iklim sekolah, kebijakan inklusi, serta metode pengajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Akreditasi yang berorientasi pada siswa juga akan memastikan bahwa standar yang ditetapkan mencakup berbagai aspek yang berdampak langsung pada pengalaman belajar siswa, seperti kualitas pengajaran, keberagaman metode pengajaran, dukungan akademik, fasilitas yang memadai, dan kesehatan mental siswa. Dengan cara ini, tujuan utama akreditasi tidak hanya untuk meningkatkan reputasi sekolah, tetapi untuk memastikan bahwa sekolah benar-benar memberikan pendidikan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam jangka panjang.

Tantangan dalam Menyeimbangkan Kedua Kepentingan

Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi akreditasi adalah menyeimbangkan antara kepentingan sekolah untuk memperoleh status prestisius dan kebutuhan siswa untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dalam praktiknya, sering kali fokus lebih ditekankan pada pemenuhan standar formal yang diperlukan untuk memperoleh akreditasi, yang kadang-kadang mengabaikan aspek pengalaman belajar siswa yang lebih mendalam.

Contohnya, sekolah dapat dengan mudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi, seperti menyediakan fasilitas dasar, memiliki tenaga pengajar yang terlatih, dan mengikuti kurikulum yang telah ditentukan. Namun, jika sekolah tersebut hanya berfokus pada hal-hal ini, tanpa memperhatikan kebutuhan individu siswa, pengalaman belajar mereka mungkin tidak sepenuhnya maksimal.

Di sisi lain, jika akreditasi hanya berfokus pada siswa, tanpa mempertimbangkan kebutuhan administrasi atau kebijakan sekolah yang lebih luas, hal ini dapat menciptakan kesulitan dalam mengelola sumber daya yang diperlukan untuk mendukung kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, keseimbangan yang baik antara memenuhi standar akreditasi dan memenuhi kebutuhan pendidikan siswa adalah kunci dalam mencapai sistem pendidikan yang benar-benar efektif.

Menemukan Solusi: Meningkatkan Akreditasi yang Berfokus pada Siswa

Untuk menciptakan sistem akreditasi yang lebih berfokus pada siswa, beberapa solusi dapat dipertimbangkan:

  • Penilaian yang Lebih Holistik: Proses akreditasi harus mencakup lebih dari sekadar evaluasi administratif dan fasilitas. Penilaian harus lebih holistik, dengan fokus pada bagaimana kurikulum dan metode pengajaran dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.
  • Keterlibatan Siswa dalam Proses Akreditasi: Sekolah dapat melibatkan siswa dalam proses akreditasi dengan meminta mereka memberikan masukan tentang pengalaman belajar mereka. Ini dapat memberikan perspektif yang lebih dalam tentang bagaimana sekolah benar-benar mempengaruhi perkembangan mereka.
  • Pelatihan Berkelanjutan untuk Pengajar: Agar sekolah benar-benar berorientasi pada siswa, pengajar harus memiliki kesempatan untuk berkembang dan beradaptasi dengan perubahan kurikulum dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, akreditasi juga harus mempertimbangkan program pelatihan berkelanjutan bagi para pengajar.

Akreditasi adalah proses yang sangat penting dalam dunia pendidikan, yang tidak hanya mempengaruhi reputasi sekolah, tetapi juga kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Meskipun ada kecenderungan untuk melihat akreditasi sebagai alat untuk meningkatkan kebanggaan sekolah, penting untuk menyeimbangkan fokus antara pemenuhan standar administratif dan kebutuhan siswa itu sendiri. Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, akreditasi yang lebih berfokus pada pengalaman belajar siswa akan menciptakan sekolah-sekolah yang tidak hanya prestisius, tetapi juga menyediakan pendidikan berkualitas yang benar-benar bermanfaat bagi siswa. Sebuah pendekatan yang lebih holistik dalam akreditasi akan memastikan bahwa tujuan utama pendidikan tercapai, yaitu untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang siap menghadapi tantangan di dunia yang semakin kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun