Mohon tunggu...
Voril Marpap
Voril Marpap Mohon Tunggu... Karyawan Honorer Pemda KOta Baubau -

Pemuda sederhana, Baik hati dan Tidak sombong

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bagian (I) Yang Dahulu

4 Januari 2016   16:38 Diperbarui: 4 Januari 2016   16:38 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETIAP manusia yang hidup dibelahan bumi ini, memiliki kisahnya masing-masing. Entah itu bahagia, sedih, duka, dan lara, terendam hingga bercampur rata, menjadi satu kesatuan dan utuh dalam bingkai kenangan indah masa lalu.

Ketika ingin memberi warna pada setiap sisi kehidupan, aku tiba-tiba bergegas dalam heningnya suasana malam, mencoba menerobos arah jarum jam yang tengah menunjukan pukul 02.00 wita. Tersentak, dan aku terdiam, terpaku mencoba menyelami arti dari semua itu.

Perlahan namun pasti, didalam kehehingan malam, aku mulai menerka-nerka segala macam fenomena didalam hidup ini. Mencoba mencari arah dan celah untuk segera memulai langkah demi langkah dalam proses penyatuan prespektif yang ada didalam kepalaku.

Tak pernah terbayangkan kawan, dari deretan prespektif sederhana itu, mampu menimbulkan pertanyaan besar didalam pikiranku, yakni, bagaimana caranya agar aku dapat menghadirkan sebuah karya nyata, demi menebar manfaat yang luas hingga keseluruh alam.

Maka jawabannya adalah Aku harus mau, babak belur dalam menghasilkan karya, berusaha sekuat tenaga, untuk merangkai semua kisah indah masa lalu itu, sehingga menjadi bagian penting dari setiap sudut pandag. Oleh karenanya dibutuhkan kesungguhan dan keyakinan untuk dapat konsisten mewujudkannya.

Hal itu dimulai dari sini, karena aku percaya bahwa kesungguhan dan keyakinan itu, akan mampu memberi warna dari sisi yang gelap. Jika aku coba menerawang jauh kesegala sendi kehidupan, sontak membuat aku sadar dan mengerti akan arti dari sebuah perjuangan.

Bila melihat kisaH dari Rusly Alitanda Lamarae (RAL) yang dahulu, adalah sebuah kisah inspiratif dalam meretas jejak masa lalu. Ada yang indah dari kisah ini, bahwa dirinya selalu berdalih segala sesuatu yang dilakukan, tidaklah semudah membalikan telapak tangan suatu guyonan positif yang sejatinya mampu menggugah motivasi para pendengarnya.

Secara umum, Ral yang dahulu juga menggambarkan peristiwa pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga menikah dan memiliki anak. Serangkaian kejadian itu, menjadi perlu diketahui oleh pembaca sekalian, karena saya pribadi yakin, akan dapat menambah nilai atau spirit didalam kehidupan kita sehari-hari.

Satu hal yang paling aku kuasai adalah, bagaimana cara Rusly Alitanda Lamarae, dalam mensikapi hidup dan kehidupannya. Dikandung maksud, segala bentuk ekspresi saat dilanda berbagai rasa, itulah yang sangat menguras emosi, sehingga aku kembali yakin bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mensikapi segala persoalan hidup.

Yang membuat aku kagum bahwa, dirinya selalu berpikir positif demi mensyukuri segala anugerah dari sang pencipta, kemudian iapun akan selalu merasa hidup ini sudah ada yang mengatur,“ Semua sudah ada bagian bagiannya tinggal kitanya saja bagai mana mensikapinya bersyukur kah atau berdusta kah kita kepada diri sendiri” Ujar Rusly.

Sungguh kawan, sangat banyak cara kreatif yang ditempuh oleh Rusly Alitanda Lamarae pada masa kecilnya. Walaupun terlihat agak sedikit nyeleneh namun hal hal kecil yang dilakukan, bisa menjadi elegan dan kreatif. Karena apapun yang dilakukan, syarat akan sebuah makna yang tersirat didalamnya. Kemuian spesialnya adalah, ia selalu memiliki alasan yang tak terduga dalam mengambil sebuah keputusan, sungguh sangat cerdas dan berwibawa.

Seperti contohnya, ketika Rusly Alitanda Lamarae kecil sedang mengikuti pengajian rutin di mushala dekat rumahnya, ia selalu membawa pembungkus gula pasir, lalu kemudian ditengah kawan-kawannya sedang asik belajar mengaji, ia lalu meniup bungkusan gula tersebut hingga membuat kaget seluruh rekan-rekannya.

Menurut sebagian orang, kejadian tersebut terkesan sangat konyol an nakal, namun tersirat sebuah makna bahwa, sebaiknya dalam setiap proses belajar mengajar harus diselingi kegiatan yang sifatnya pengembira karena akan mampu membawa suasana canda tawa yang dapat mencairkan suasana sehingga tidak terkesan pasif dan monoton.

Ketika aku mencoba menyelami setiap sudut karakter seorang Rusly Alitanda Lamarae, maka didalam benakkupun berkata, sungguh Rusly Alitanda Lamarae merupakan sosok yang unik dan penuh percaya diri. Hal tersebut dapat terlihat dari cara cara dia, menempatkan diri dalam rangka memperoleh perhatian manusia lainya.

Pada kenyataanya, kisah Ral yang dahulu, menjadi penting karena dihiasi bermacam kenangan indah, sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja, karena syarat akan sebuah makna. Oleh sebab itu, apapun yang terjadi itulah yang terbaik demi meningkatkan kesyukuran kepada sang pemilik kehidupan.

Dalam melihat makna dari sebuah pelajaran segala hal yang terjadi pasti ada hikmah dan konsekwensinya, baik itu dikala sedih menyapa, bahagia serta duka larapun mampu menjadi spirit dalam kehidupan kita. Sama halnya tak kala kita sebagai umat manusia yang terus berusaha menggali apa yang menjadi hikmah dari setiap peristiwa, maka kita akan mampu dapatkan jawaban ari apa sesungguhnya tujuan kita hidup di dunia ini, yakni hidup sebagai seorang hamba yang selalu taat akan perintahNYa dan selalu menjauhi laranganNya.

Perlu diingat juga bahwa, ketika waktu sudah pun berlalu, maka esensinya kita telah meninggalkan segala momen yang terjadi pada saat itu, artinya bahwa, ketika kita sedang merasa asyik sendiri dalam mensikapi kehidupan, maka sesungguhnya mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap kejadian merupakan cara cerdas dan kunci utama untuk menjadi orang yang sukses (suka berproses.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun