Mohon tunggu...
Voril Marpap
Voril Marpap Mohon Tunggu... Karyawan Honorer Pemda KOta Baubau -

Pemuda sederhana, Baik hati dan Tidak sombong

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelanggan Hati, Pedagang Sendal Jepit

27 April 2014   20:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak  sadar obrolan kami berdua dimeja makan membuat suasana bagahia, beginilah moment moment yang sangat aku rindukan ketika bersama ibu berdua di meja makan.  Tak lama kemudian pamanku datang dan kami berbaur dalam canda tawa khas keluarga kami. Jujur kawan malam ini aku tidak dapat tidur aku selalu teringat wajahnya saat membeli sendal jepitkuu.

Di dalam hatiku bertanya apakah dia sudah punya kekasih? sungguh kawan menjadi kekasihnya adalah idamanku. Lagi-lagi aku harus berhalusinasi kawan, Pancaran wajahnya membuat aku tak bisa menahan kerinduan ingin bertemu padanya. kegilaaan malam itu berada di puncak saat jam dinding di kamarku menunjukan pukul 1.00 hingga aku larut dalam tidur panjangku.

Keesokan harinya kembali kujalani aktifitasku berjualan sendal jempit. Seperti biasanya aku mulai memasuki gang-gang lorong-lorong untuk memcari pembeli sendal jepit ini. Entah kenapa di dalam hatiku gelisah tak menentu. Sepertinya aku akan mendapatkan berita yang membuat aku khawatir secara berlebihan. Entahlan kawan, aku juga tidak mengerti suasana hatiku saat ini.

Waktu di jam tanganku tepat pukul 07.30, sendal jepit miliku pun belum ada yang terjual, rasa lelah yang menyelimutiku sejak sudah mulai aku rasakan. akhirnya aku putuskan untuk berhenti dan beristrahat di sebuah halte depan SMK itu, belum beberapa lama aku mengistrahatkan diri tiba-tiba terdengar suara sangat keras sekali.

Dubrakkkkkkkkkkkkkkkkkk...., dari depan jalan itu terlihat kecelakaan yang sangat menyita perhatian orang yang ada di sekitar. sebuah mobil bus menyenggol pengendara motor yang juga adalah seorang wanita. Aku sangat penasaran dengan kecelakaan itu kemudian aku mencoba mendekati peristiwa itu. Namun sungguh diluar dugaanku dan apa yang menjadi kekawatiranku sebelumnya akhirnya terjawab kawan. Ternyata yang mengalami kecelakaan itu adalah Rani sang pelanggan hatiku. Dengan penuh tergesah-gesah aku berusaha menggendong kepalanya dan segera membawa dirinya kerumah sakit.

" Tolong telpon Ambulance., saya mengenal gadis ini.." kataku dengan terburu-buru

" Iaa... segera deee '' jawab pria yang berada di depanku Tak lama kemudian Ambulance yang di telponya tadi segera menghampiri, tanpa menghiraukan barang dagangan, aku segera menggendongnya dan langsung embawanya kedalam mobil ambulance. Sepertinya Rani ingin pergi kesekolah karena saat peristiwa itu terjadi, dirinya sedang mengenakan seragam sekolah, sungguh kawan tak kuasa aku rasa degdegannkku, rasanya seperti aku telah lama mengenal rani entah kenapa baru semalam aku memikirkannya kini aku bertemu dalam dalam peristiwa kecelakaan ini.

***
(suasana didalam ambulance)

Saat itu, aku melihat mata di wajah Rani sayup dan sempat memandangku, tidak berapa lama kemudian matanya yang sayup itu mulai terpejam sehingga membuat dia diam dan tak berbicara. Aku tak tahu kenapa bisa seperti ini. Wanita yang baru saja kemaren kenal, kini harus kembali bertemu dengannya dalam kondisi berlumuran darah akibat peristiwa kecelakaan itu. Aku sadar bahwa benturan dari hebat di kepalanya akibat peristiwa itu membuat pendarahan hebat di bagian belakang kepalanya. Namun dengan penuh rasa harap dan cemas aku mencoba melaluinya dan alhamdulilah Selang 15 menit kemudian, akhirnya kamipun tiba juga di rumah sakit. Kemudian dengan segera Rani langsung di evakuasi oleh tim UGD Rumah Sakit Umum Daerah Buton. Sungguh kawak, kejadian itu sangat cepat sekali, semuanya sangata tidak terduga karena telah terjadi di depan mataku sendiri.

Kemudian aku mencoba memerika tas rani ternya ada nomo telepon rumahnya, lalu aku mencoba menghubungi nya.
"Halo apa benar di sini rumah Rani Puspita? " tanyaku
"Ia benar.." Jawab seorang wanita
" Kalaw boleh tau, saya berbicara dengan siapanya Rani ya..?" tanyaku lagi
"Aku ini ibunya, " Jawabnya

Tak perlu berbasa-basi, aku langsung mengatakan kepada ibunya tentang peristiwa yang telah menimpa anak semata wayangnya itu.
" Ibu.. Rani sekarang di rawat di UGD RUSD, harap ibu kesini skarang," Kataku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun