Mohon tunggu...
Siti Maili Vonitasari
Siti Maili Vonitasari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Pancasakti Tegal

Man Jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hambatan dan Tantangan yang Dihadapi dalam Sejarah Pemilu di Indonesia

24 Juni 2021   02:52 Diperbarui: 24 Juni 2021   03:18 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan umum atau yang sering disebut pemilu ini pertama kali di adakan di Indonesia pada tahun 1955 secara nasional. Pada saat ini Indonesia baru berumur 10 tahun. Setelah di proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 pemerintah sudah menyatakan keinginannya untuk bisa menyelenggarakan di awal tahun 1946.

Dalam pemilu ini tahun  1946 adalah untuk memilih anggota DPR dan MPR.
Adanya keterlambatan diadakannya pemilu ini di dasari oleh beberapa faktor, yakni faktor dari dalam dan luar negeri.
Faktor dari dalam negeri yakni ketidaksiapan pemerintah menyelenggarakan pemilu, hal ini disebabkan karena belum tersedianya perangkat perundang-undangan untuk pelaksanaan pemilu juga karena akibat rendahnya stabilitas keamanan negara.  
Sedangkan faktor dari luar yakni adanya serbuan kekuatan asing yang membuat negara ini terlibat peperangan.

Menurut informasi yang ada, pemilu yang di selenggarakan pertama kali tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis. Bahkan pemilu ditahun 1955, mendapatkan pujian dari beberapa pihak dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh 30-an lebih partai politik dan lebih dari 100 kumpulan dan calon perorangan.

Sedangkan pada tanggal 17 April 2019 kemarin telah diadakan Pemilihan legislatif dan Pemilihan Presiden secara serentak. Penggabungan pileg dan pilpres ini dianggap terlalu beresiko.

Hal ini karena ada beberapa hambatan yang ditemui pada saat menuju proses demokratisasi tersebut, hambatan tersebut antara lain yakni :

1. Politik transaksional, artinya untuk mencari seorang  caleg dan wapres ini harus bayar, hal ini menyebabkan demokrasi menjadi sangat mahal.

2. Poltik identitas yang semakin kuat. Juga adanya oligarki partai, atau yang dikenal dengan partai besar yang menguasai yang dilakukan oleh kelompok elit tertentu. Yang menyebabkan ketua partai selanjutnya masih turun temurun dilanjutkan oleh keluarga tertentu.

3. Jauhnya etika dalam demokrasi. Etika demokrasi ini dianggap tidak penting, seolah yang dipentingkan hanya legal formal.

Di saat seperti ini agama harus dijadikan landasan etika dan moral.

Selain hambatan yang telah ditemui dalam menuju proses demokratisasi tersebut, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut diantaranya yakni :

1. Penyelenggara yang terpilih akan menghadapi Pilkada serentak yang di ikuti oleh banyak propinsi besar. Dan juga penyelenggara terpilih ini harus melakukan persiapan pelaksanaan pemilu legislatif dan presiden ini secara serentak.

2. Korupsi. Dalam hal ini korupsi pemilu menjadi tantangan yang paling besarnya adalah penerimaan dana ilegal parpol dan dana kampanye pemilu.
3. Adanya isu penegakan hukum pemilu. Yakni pengaturan dan regulasi pemilu yang tidak sinkron dan masih lama atau kurang adanya pembaruan.
4. Kurangnya keterbukaan informasi tentang penyelenggaraan sistem pengelolaan dan pelayanan informasi sebagaimana yang telah tercantum pada UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Dengan adanya hambatan dan tantangan yang ada dalam sejarah pemilu diatas, maka kita sebagai warga negara yang baik tentunya tidak boleh berarah memilih calon tertentu, kita harus melihat track record si calon apakah sudah memiliki kecakapan yang bagus, terampil, dan benci terhadap adanya pengejaran suap, atau korupsi, serta takut akan adanya Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun