Indonesia merupakan negara dimana sangat kental dengan agama islam. Walaupun begitu indonesia bukanlah termasuk negara islam karena di dalamnya tidak menganut aturan perundang-undangan islam.
Berbeda dengan negara di timur tengah yang memang benar-benar negara islam dan menerapkan peraturan yang bersumber langsung dari al-qur'an dan al-hadits. Sehingga banyak kita jumpai peraturan-peraturan yang sangat tegas disana.
Berbicara tentang agama memanglah tidak luput dengan yang namanya etika. Dalam islam kita sering diajari tentang bagaimana beretika dan berbuat kepada sesama makhluk. Salah satunya, saling mendoakan seperti mengucapkan salam atau doa keselamatan bagi saudaranya sesama muslim. Tidak hanya itu, islam juga mengajarkan tentang berbuat baik kepada sesama makhluk ciptaan allah. Saling berbagi, mengkasihi, menyayangi.
Hal tersebut seperti dijelaskan dalam al-qur'an surat an-nahl ayat 90 yang artinya :
"Sesungguhnya allah swt. Menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat ; dan melarang dari perbuatan keji, dan hal yang tidak disenangi, dan memberontak. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran."
Pada ayat tersebut dikatakan sangat jelas dikatakan bahwa kita harus berbuat kebaikan dan berlaku adil kepada sesama. Dengan tidak memberontak, menggunjing, ghibah, dll. Namun apakah kita sudah menerapkannya ?
Saya disini menyampaikan rasa kecewa saya yang teramat besar kepada diri sendiri, dan juga sebagian dari saudara-saudari muslim. Agama kita merupakan agama sempurna, agama yang paling benar. Banyak yang mengetahui hal tersebut. Namun, tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita perhatikan, semakin hari. Semakin berkembangnya tekonologi terutama sosial media yang banyak membuat saudara-saudari kita mengalami perubahan atau terpengaruh. Terutama dari segi etika dan moral.
Banyak yang menampilkan profil berhijab, tapi masih suka menggunjing. Mereka bahkan sering termakan oleh berita-berita hoax yang diupload oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini berawal dari saya melihat instagram seseorang artis yang tidak perlu saya sebutkan namanya.
Saya teekadang mengstalk instagram dari artis-artis yang kontra. Diantaranya artis yang lepas hijab, artis yang berhijab yang sedikit sensasional, dan lain-lain. Ada banyak komentar gunjingan disana walaupun tak sedikit juga yang berkomentar positif.
Saya memantau beberapa komentar nitizen. Dan sangat miris dengan fenomena yang saya lihat. Saya melihat komentar yang sifatnya menggunjing menggunakan bahasa kasar. Namaun beberapa dari mereka menggunakan hijab.
Hal tersebut sontak membuat saya terkejut. Bagaimana bisa mereka berkata seperti demikian. Berkomentar kasar seperti tanpa aturan. Padahal didalam islam hal tersebut tidak pernah diajarkan.
Kita melihat fenomena disekitar kita pun sebenarnya juga memiliki kesamaan. Dan hal tersebut tidak hanya terjadi dalam dunia sosial media saja.
Saya memiliki sedikit cerita sekitar 2 tahun tentang tetangga saya yang dulunya memiliki keluarga harmonis dan bahagia. Keluarganya sangat kental akan agama keislaman.
Kebetulan tokoh yang saya soroti ini adalah teman dekat bagi saya walaupun. Usianya berbeda 6 tahun dengan saya. Sebut saja namanya "ana"(nama samaran) ana sudah lama menganggur dari setelah lulus sma. Dia sengaja tidak melanjutkan studinya karena memang setelah lulus ia berencana untuk menikah. Namun takdir berkata lain. Calon suaminya membatalkan perjodohan entah dengan alasan yang tidak begitu saya tahu.
Sejak saat itu, tetangga sering membicarakan keluarganya. Saya sendiri beratnya-tanya bagaiman wanita sholihah seperti ana ada yang menolaknya ? Mengapa ? Saya hanya berfikir memang tuhan belum menemukan ana dengan orang yang tepat.
Setelah beberapa lama, ia memutuskan bekerja. Sesaat bekerja ana sering pulang malam dan pakaiannya tidak begitu tertutup sepeti dulu. Ia memakai baju sedikit ketat namun tetap berhijab. Bagi saya itu tidak masalah, yang terpenting ia masih menutup auratnya dan menjalankan kewajibannya.
Namun, banyak dari beberapa tetangga yang menggunjingnya. Bahkan ada yang secara terang-terangan. Ana memang terlihat seperti acuh tak peduli. Beberapa bulan kemudian ia sudah tak terlihat lagi. Banyak yang mengatakan ia pindah rumah. Ana membeli rumah dari hasil keringatnya.
Dan setelah sekian lama. Saya mendengar ana tinggal di kota dan ia telah perpindah agama. Saya mencoba menghubungi dan mengajaknya bertemu karena sejak ia bekerja aku sangat susah menemuinya.
Saya temui ana disebuah kafe sewaktu hari libur. Dia betul-betul telah melepas hijabnya. Aku bertanya secara perlahan. Saya menanyakan alasan ia menjadi murtad. Ana menjawab itu adalah pilihannya. Dan di agamanya sekarang ia tak pernah mendapati orang-orang yang menggunjingnya.
Asstaghfirullahaladzim..
Betapa dahsyatnya saudari. Dampak daripada kita menggunjing. Dan berbuat yang tidak baik kepada saudari kita.maka dari itu marilah kita perbaiki sikap kita kepada sesama. Dan saling menuntun dalam mencapai rido allah swt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H