Mohon tunggu...
Voni Anggraeni
Voni Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Gadis Desa: Dari Rumah Ke Tempat Pemungutan Suara

28 November 2024   11:28 Diperbarui: 28 November 2024   11:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: id.pinterest.com/jpradarbali)

Kartu suara dilipat kembali sesuai dengan bentuk semula, berjalan memasukki kotak suara untuk dimasukkan ke dalam kotak yang sesuai dengan warna kartu. Biru untuk kotak suara bupati, merah marun untuk kartu suara gubernur.

Prosesnya tidak lama, tidak ada sepuluh menit untuk semua anggota keluarga memberikan hak suaranya. Di perjalanan pulang, pertemuan dengan seorang dokter desa dan keluarganya kembali menggugah hubungan kemasyarakatan yang sejak lama sudah tidak terlaksana. Kedekatan teman lama yang dulunya pernah menjadi tetangga, namun karena kepindahan tempat tinggal lantas tercipta jarak berbeda desa, bertahun-tahun lamanya. Lantas, persuaan tidak terduga dengan para tetangga dan kerabat lama lainnya. Saling bertanya kabar, dan menceritakan sedikit perkembangan hidup masing-masing dengan keluarganya. Ada yang telah berhasil menduduki kursi dewan, menyekolahkan putra-putrinya hingga tamat SMA, ada yang sudah ke luar negeri, sukses membangun usahanya, dan banyak cerita menarik lain yang tentu enak didengar saat perjumpaan tak terduga seperti reuni dadakan di TPS.

Gadis muda usia awal dua puluhan tahun itu mengangguk-angguk. Betapa dia mendengarkan keriangan cerita para orang tua yang berhasil dalam kehidupannya setelah beberapa tahun yang lalu mereka belum seberkembang ini dalam kehidupan di pedesaan yang dulu. Dan betapa gadis itu dapat menyadari jika bergulirnya masa telah membawa kehidupan warga desa menuju kemajuan pemikiran yang lebih baik lagi menuruti berkembangnya zaman.

Di balik perjalanan singkat dari rumah menuju tempat pencoblosan, tetapi banyak hikmah yang didapatkan. Itu sebanding dengan menyempatkan waktu pulang dari rantauan yang terbayar oleh sejuta cerita singkat yang menghidupkan semangat di usianya yang muda. Cerita soal pengalaman, perjuangan, kegigihan, kesuksesan yang tidak mudah didapat secara instan, melainkan harus ditempuh bertahun-tahun untuk dapat dilihat perbedaan hasilnya hingga gadis itu mampu membuka mata jika hidupnya masih terasa awal padahal waktu terus berjalan dan orang-orang terus berlarian, bahwa hidup terus berkelanjutan dan berkembang mengikuti zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun