Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku flexing
- Kebutuhan akan Pengakuan
- Dorongan untuk diakui dan dihargai oleh orang lain adalah motivasi utama di balik flexing. Individu yang merasa kurang diperhatikan cenderung lebih sering memamerkan apa yang mereka miliki.
- Harga Diri
- Individu dengan harga diri rendah cenderung lebih sering melakukan flexing sebagai cara untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Mereka mencari validasi dari orang lain melalui pencapaian materi atau status sosial.
- Perbandingan Sosial
- Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial atau lingkungan sekitar dapat memicu perasaan iri dan tidak aman. Untuk mengatasi perasaan ini, seseorang mungkin melakukan flexing sebagai bentuk pembenaran diri.
- Kepribadian
- Beberapa tipe kepribadian, seperti narsistik atau ekstrovert, cenderung lebih sering melakukan flexing. Mereka menikmati perhatian dan pujian dari orang lain
Dampak psikologis flexing bagi individu dan lingkungan sosial
- Individu
- Terlalu fokus pada penampilan dan pengakuan dari orang lain dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan citra tubuh. Selain itu, Flexing dapat mendorong perilaku konsumtif yang tidak sehat dan berdampak negatif pada keuangan pribadi.
- Lingkungan Sosial
- Flexing yang berlebihan dapat merusak hubungan sosial karena dapat membuat orang lain merasa iri, tersaingi, atau bahkan terintimidasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!