Setiap akhir minggu saya mengunjungi museum dan banyak daerah wisata di Jakarta. Tempat kesukaan saya diantaranya adalah Pasar Seni di Ancol, Museum Layang-Layang, Kota Tua, Kampung Betawi, dan Monas. Saya suka pergi ke Lotte Avenue, Kuningan, ITC untuk jalan-jalan, bertemu teman, dan nonton film di cinema XXI.
Pekerjaan dan Studi di Jakarta:
Di Jakarta, saya bekerja dan belajar di London School of Public Relations (LSPR). Setiap hari Sabtu saya ikut program S2 International Communication. Lima hari dalam satu minggu saya bekerja di kantor di LSPR. Saya mengajar Bahasa Cina dan Bahasa Inggris di LSPR.
Pada awalnya, saya susah berkomunikasi dengan sesame teman mahasiswa dan juga rekan kerja di kantor. Mungkin hal ini disebabkan karena perbedaan budaya. Waktu itu saya tidak bisa Bahasa Indonesia sama sekali. Pelan-pelan saya harus belajar bagaimana cara berkomunikasi agar saya bisa berteman. Saya mempunyai beberapa teman di Jakarta. Mereka menolong saya untuk membiasakan diri tinggal di Jakarta. Saya juga mencoba makan makanan lokal di warung atau jajanan pasar.
Tentunya, saya mempunyai banyak masalah di Jakarta. Sebelumnya saya merasa seperti orang asing, tetapi ketika saya sesudah kenal dengan orang-orang dan budaya Indonesia, saya mulai mempunyai banyak teman, baik di tempat kerja saya di LSPR dan di luar LSPR.
Makanan Kesukaan
Saya suka sekali makan. Makanan kesukaan saya diantaranya bakso campur, nasi goreng, gado-gado di Benhil, sate ayam, bubur ayam, martabak manis, dan martabak telur di Cikini. Sekarang saya bisa memasak makanan Indonesia, seperti nasi goreng dan bakso.
Ketika saya malas memasak, saya makan mie instan seperti Pop Mie.
Hobi Saya
Saya suka melukis. Saya suka melukis dengan cat minyak atau kadang dengan akrilik. Saya melukis tentang budaya dan kehidupan orang-orang. Indonesia memberikan saya semangat untuk melukis.
Saya kenal banyak pelukis jalanan di Kota Tua. Saya suka pergi ke Pasar Seni di Ancol untuk jalan-jalan dan melihat lukisan di sana. Kadang-kadang saya berbicara dengan pelukis di sana tentang kehidupan mereka. Situasi mereka susah sekali. Sebagai pelukis, saya berpikir, bahwa saya harus mendukung mereka, sesame pelukis, karena mereka berbakat sekali, tetapi hidupnya susah sekali. Itu mengapa ketika ada kesempatan, saya biasanya memesan lukisan dari mereka.