Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajar JK Marah Besar ketika Petugas Palang Merah Indonesia Ditembak OPM

18 September 2013   15:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:43 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_279649" align="aligncenter" width="512" caption="Foto : kompas.com"][/caption]

*) Pimpinan OPM Mengakui dan Minta Maaf kepada PMI

Teka-teki tentang siapakah yang menembak mobil Ambulans milik Palang Merah Indonesia PMI Papua yang menewaskan seorang petugas PMI pada 31 Juli 2013 lalu, akhirnya terjawab sudah. Pihak Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) wilayah  Guragi Puncak Jaya terus-terang mengaku merekalah pelakunya.

Alasan sangat sederhana : karena mobil Ambulans milik PMI Papua itu mirip mobil TNI.

Sebelumnya sempat muncul tudingan miring. OPM dan kelompok aktivis pro Papua merdeka menuding TNI telah merekayasa aksi penembakanyang menewaskan Heri Yoman (32) itu, dengan maksud untuk memojokkan kelompok OPM. Tuduhan kelompok separatis itu –seperti biasanya mereka lakukan untuk isu-isu pelanggaran HAM dan Genosida- tidak dilengkapi bukti apapun, alias asal bunyi untuk menarik simpati dunia internasional.

Adalah Ekki Wonda dan Rambo Wonda, dua putera asli Papua yang dikenal sebagai salah seorang petinggi OPMyang biasa beroperasi di daerah Guragi wilayah Pegunungan Tengah Papua. Keduanya menandatangani dan mengirim surat resmi atas nama Komando Operasi Umum TPN/OPM Kodap X Daerah Guragi kepada PMI Puncak Jaya tertanggal 15 Agustus 2013. Dalam suratnya itu keduanya menyampaikan permohonan maaf  serta mengakui sebagai pelaku penembakan tersebut yang mengakibatkan satu tewas dan dua petugas PMI lainnya luka-luka.

“Kami benar-benar melakukan penembakan itu yang menewaskan relawan PMI itu, jadi kami minta maaf,” demikian isi surat yang disampaikan kepada Ketua PMI Puncak Jaya.

Sementara itu, Ketua PMI Puncak Jaya, Nelson Wonda mengatakan, akibat pemahaman yang masih rendah, sesuai dengan pengakuan para TPN/OPM kepada pihaknya bahwa mereka (OPM) mengira bahwa mobil ambulans itu sudah diberikan oleh PMI kepada kepada TNI, padahal itu tidak benar. Akibatnya mereka (OPM) menembaki mobil ambulans yang ternyata didalamnya berisikan relawan PMI dan warga lokal yang sedang sakit, bukan aparat TNI.

JK Marah Besar

Sebelumnya, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla sempat marah-marah saat terjadi peristiwa penembakan yang menewaskan relawan PMI itu. Karena penembakan itu melanggar hukum internasional.

Sejak awal JK sudah menduga bahwa pelaku penembakan itu dari kelompok sipil bersenjata. "Saya kira itu (dilakukan) gerilyawan atau milisi (gerakan separatis), dan itu termasuk pelanggaran hukum internasional," ujar JK di Kantor Dewan Masjid Indonesia, Senin (5/8/2013).

Dengan adanya pengakuan tertulis dari kelompok OPM itu, semoga bisa memudahkan pihak Polri di Papua untuk melakukan penegakan hukum dengan memberikan sanksi hukum yang setimpal kepada para pelakunya. Hukum tidak boleh pandang bulu. Siapapun pelakunya harus diganjar dengan hukuman seberat-beratnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun