Pertanyaan saya, apakah pihak rumah sakit telah melaporkan kepada pihak Kepolisian terkait korban penembakan tersebut? Semua dokter pasti paham betul tentang prosedur ini. Mereka tidak bisa mengeksekusi sendiri korban penembakan tanpa berkordinasi dengan pihak Kepolisian. Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Kepolisian terkait peristiwa penembakan tersebut. Yang banyak dirilis media adalah pernyataan Mako Tabuni.
Jika korbannya sudah meninggal sebelum operasi dilakukan, tidak ada alasan darurat bagi tim dokter atau rumah sakit untuk mengabaikan kordinasi dengan pihak Kepolisian. Ada apa ini sebenarnya?
3. Belum apa-apa, Mako Tabuni sudah menyimpulkan bahwa pelaku penembakan menggunakan senjata sniperdan meminta Polda Papua bertanggung jawab atas peristiwa itu. Ini pernyataan Mako sebagaimana dikutip suarapapua.com :
“Kami hanya minta supaya Polda Papua bertanggung jawab? Dan kami tidak akan tuntut dengan hukum Indonesai yang berlaku, tetapi kami tetap pada posisi kami yaitu kami akan terus lawan meskipun anggota KNPB satu atau dua orang yang tewas,” jelas Mako optimis.
4. Hari ini (2/5/2012), menurut keterangan Mako kepada media, KNPB bersama keluarga korban akanmengarak mayat dan membawa peluru yang di keluarkan dokter dari Asrama Tolikara menuju ke Markas Besar Kepolisian Daerah Papua di Jayapura.
Inilah kejanggalan paling menonjol. Peluru yang dikeluarkan dari tubuh korban penembakan mestinya berada di tangan tim forensik Polda Jayapura, tetapi kenapa ada di tangan Mako Tabuni?
Kuat dugaan saya, bahwa inilah sesungguhnya tujuan akhir KNPB yang dipimpin Mako Tabuni terkait Demo 1 Mei di Jayapura kemarin. Menciptakan martir untuk memberi bobot perjuangan anti-aneksasi. Aksi kecil bisa menjadi berita heboh ke seantero jagat.
Setelah ini, kita akan lihat bahwa dunia internasional akan kembali menyoroti masalah Pelanggaran HAM di Papua. Padahal pelakunya masih OTK (orang tak dikenal). Bisa aparat kemanan, bisa OPM, bisa orang dalam KNPB sendiri, bisa siapa saja. Yang jelas, Mako Tabuni tahu kronologi penembakannya. Mako yang mengantar korban ke rumah sakit. Mako juga yang memberikan keterangan pers dan Mako pulalah yang akan memimpin massa KNPB berarak ke Mapolda Papua sambil mengusung jenazah korban dan membawa proyektil pelurunya.
Untuk proses penyelidikan lebih lanjut tentu akan mengalami kesulitan (atau mungkin sengaja mempersulit) karena dokter rumah sakit sudah membedah sendiri jenazah korban untuk mengeluarkan proyektil peluru, dan Mako lah yang menyimpan peluru yang dikeluarkan dokter dari tubuh korban.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI