Mohon tunggu...
Viktor Krenak
Viktor Krenak Mohon Tunggu... -

Pemuda desa dari pedalaman Papua, Putus kuliah, sekarang di Kota Baru/Jayapura,sedang "memimpikan" hidup baru yang lebih baik.\r\n\r\nMENULIS BUKAN UNTUK MEMBERONTAK

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Demo 1 Mei di Papua Ada ‘Martir’

2 Mei 2012   05:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:51 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335937236640909355

[caption id="attachment_178641" align="aligncenter" width="456" caption="Mako Tabuni, Ketua I KNPB. Foto : Zonadamai"][/caption]

Selasa, 1 Mei 2012 ketika ribuan buruh berdemonstrasi menuntut kesejahteraan di berbagai kota,  ada sekelompok aktivis pro Papua merdeka di Tanah Papua  memanfaatkannya untuk  berdemonstrasi menuding Indonesia telah menduduki Tanah Papua secara ilegal melalui referendum (PEPERA tahun 1969) yang dinilainya penuh rekayasa.

Dua media online lokal Papua (tabloidjubi.com dan suarapapua.com) memberitakan, seorang mahasiswa STIE Port Numbay bernama Thei Karoba (26 tahun) tertembak di perut saat pulang demo 1 Mei bersama kelompok massa yang digerakan oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) pimpinan Mako Tabuni dan Buchtar Tabuni itu.  Korban sudah meninggal dunia dan sejak tadi malam pukul 22.00 WIT jenazahnya sudah di bawa ke Asrama (mahasiswa) Tolikara, tempat tinggal korban selama ini.

Korban atau Dikorbankan?

Menurut saksi korban, Mako Tabuni  (ketua I KNPB) yang adalah pemimpin demo itu sendiri,    saat penembakan terjadi, korban sedang berada di atas truck yang mengangkut massa pendemo pulang.  Tembakan datang dari arah depan oleh orang tak dikenal.  Lokasi penembakan persis antara Kampus Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dengan Markas Korem di Padang Bulan,  Abepura. Saya coba membaca secara jeli kronologi peristiwa penembakan tersebut, dengan menggunakan dua sumber berita media online loka tadi. Saya menemukan beberapa kejangggalan.

1. Menurut keterangan Mako Tabuni, korban yang saat itu berdiri diatas truck, terjatuh dan tewas seketika dalam bak truck.

http://tabloidjubi.com/modules-menu/jayapura/18068-usai-demo-seorang-mahasiswa-tewas-tertembak

Sementara menurut suarapapua.com menulis : Mako mengatakan, ketika korban sampai di rumah sakit Dian Harapan, korban masih bisa berbicara dan masih ada nafas. Namun tidak lama kemudian korban meninggal dunia.

http://www.suarapapua.com/index.php?option=com_content&view=article&id=213%3Ausai-demo-satu-mahasiswa-tewas-ditembak-otk&catid=9%3Aberita-terkini&Itemid=112&lang=en

Satu Sumber berita  tetapi informasinya berbeda. Media yang satu mengatakan korban tewas di tempat, sementara media lainnya mengatakan sampai di rumah sakit, korban masih bisa berbicara (dan karenanya masih ada nafas).

2. Informasi (dari sumber) lain yang di peroleh tabloidjubi.com, Theo Karoba ditembak sekitar pukul 19.00 WIT.  Dokter rumah sakit mengeluarkan peluru sekitar pukul 21.30 WIT. Setelah itu, mayat langsung di bawa ke Asrama Tolikara pukul 22.00 WIT.

Pertanyaan saya, apakah pihak rumah sakit telah melaporkan kepada pihak Kepolisian terkait korban penembakan tersebut? Semua dokter pasti paham betul tentang prosedur ini. Mereka tidak bisa mengeksekusi sendiri korban penembakan tanpa berkordinasi dengan pihak Kepolisian. Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Kepolisian terkait peristiwa penembakan tersebut. Yang banyak dirilis media adalah pernyataan Mako Tabuni.

Jika korbannya sudah meninggal sebelum operasi dilakukan, tidak ada alasan darurat bagi tim dokter atau rumah sakit untuk mengabaikan kordinasi dengan pihak Kepolisian. Ada apa ini sebenarnya?

3. Belum apa-apa, Mako Tabuni sudah menyimpulkan bahwa pelaku penembakan menggunakan senjata sniperdan meminta Polda Papua bertanggung jawab atas peristiwa itu. Ini pernyataan Mako sebagaimana dikutip suarapapua.com :

“Kami hanya minta supaya Polda Papua bertanggung jawab? Dan kami tidak akan tuntut dengan hukum Indonesai yang berlaku, tetapi kami tetap pada posisi kami yaitu kami akan terus lawan meskipun anggota KNPB satu atau dua orang yang tewas,” jelas Mako optimis.

4. Hari ini (2/5/2012), menurut keterangan Mako kepada media, KNPB bersama keluarga korban akanmengarak mayat dan membawa peluru yang di keluarkan dokter  dari Asrama Tolikara menuju ke Markas Besar Kepolisian Daerah Papua di Jayapura.

Inilah kejanggalan paling menonjol. Peluru yang dikeluarkan dari tubuh korban penembakan mestinya berada di tangan tim forensik Polda Jayapura, tetapi kenapa ada di tangan Mako Tabuni?

Kuat dugaan saya, bahwa inilah sesungguhnya tujuan akhir KNPB yang dipimpin Mako Tabuni terkait Demo 1 Mei di Jayapura kemarin. Menciptakan martir untuk memberi bobot perjuangan anti-aneksasi. Aksi kecil bisa menjadi berita heboh ke seantero jagat.

Setelah ini, kita akan lihat bahwa dunia internasional akan  kembali menyoroti masalah Pelanggaran HAM di Papua. Padahal pelakunya masih OTK (orang tak dikenal).  Bisa aparat kemanan, bisa OPM, bisa  orang dalam KNPB sendiri, bisa siapa saja. Yang jelas, Mako Tabuni tahu kronologi penembakannya. Mako yang mengantar korban ke rumah sakit. Mako juga yang memberikan keterangan pers dan Mako pulalah yang akan memimpin massa KNPB berarak ke Mapolda Papua sambil mengusung jenazah korban dan membawa proyektil pelurunya.

Untuk proses penyelidikan lebih lanjut tentu akan mengalami kesulitan (atau mungkin sengaja mempersulit) karena dokter rumah sakit sudah membedah sendiri jenazah korban untuk mengeluarkan proyektil peluru, dan Mako lah  yang menyimpan peluru yang dikeluarkan dokter dari tubuh korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun