Karena tertarik dengan pembahasan, ketidaksesuaian paham tersebut dengan paham yang aku anut, aku pun memilih untuk menelitinya. Riset ini lebih kee ingin tahu, apa alasannya.Â
Beruntung, dengan bantuan teman, aku bisa menemukan beberapa informan yang aku butuhkan.
Aku pribadi, termasuk orang yang kontra dengan paham ini. Karena bagaimana pun, memiliki anak adalah kebahagiaan tersendiri bagi aku nantinya sebagai ibu dan orangtua. Anak sendiri adalah anugerah.Â
Meskipun, anak juga yang bisa menjadi cobaan bagi orangtuanya. Dalam pandangan agama (Islam), anak menjadi penyejuk dan penenang hati. Anak juga yang bisa membawa orang tuanya pada Surga kelak di samping anak sebagai penerus generasi bangsa maupun agama.
Di sisi lain, aku pun paham betul sama kondisi seseorang yang beranggapan bahwa lebih baik dirinya tidak punya anak. Dengan catatan, kita harus benar-benar tahu, apa alasannya, dan kenapa orang tersebut bisa punya paham tersebut.
Aku paham, seseorang dan setiap orang bebas untuk menentukan pilihan hidupnya.Â
Namun, dari semua informasi yang aku dapatkan, kebanyakan dari informanmu berubah jadi seorang yang antinatalis karena ada masalah dalam dirinya. Mereka belum bisa berdamai dengan diri mereka sendiri.Â
Mereka belum bisa menerima kehidupannya.Â
Mereka masih berkutat dengan penilaian bahwa kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Dan ketika mereka melahirkan, anak mereka akan sama-sama menderita.Â
Secara pribadi, aku tidak menyalahkan orang-orang yang memiliki pandangan tersebut bahkan menganut pahamnya. Sampai sekarang, aku berteman baik dengan orang-orang yang ternyata berpandangan berbeda denganku.Â
Meskipun secara pribadi pun, aku tidak membenarkan pemahaman tersebut. Apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman agama pribadi.Â