Mohon tunggu...
Silvi Novitasari
Silvi Novitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Penyuka kamu, buku, senja, dan keindahan. Sempat jadi orang yang ansos, tapi akhirnya jadi orang sosial lewat tulisan. Bahkan menjadi sarjana sosial :D

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Haruskah 30 Ribu Napi Dibebaskan Karena Corona?

2 April 2020   19:32 Diperbarui: 2 April 2020   19:35 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Napi bebas di Bandung, sumber: detikNews

- Karena Berkumpul, Jadi Disuruh Pulang
Lagi-lagi, virus corona membuatku bingung tidak kepalang. Dari mulai harus di rumah saja dan tidak kemana-mana, sekarang siapapun dan dimana pun tidak boleh melakukan perkumpulan. Ini yang jadi alasan lain 30 napi dibebaskan lebih cepat. Katanya, menghindari perkumpulan yang bisa memicu penularan covid-19.

Ok, saya uraikan kembali pemikiran agak mbulet saya ini. Bagi saya, justru peluang penularan virus corona di penjara lebih kecil dibandingkan tempat lainnya. Iya gak sih? 

Coba pikirkan, bagaimana bisa seorang napi menularkan virus corona sementara di kesehariannya mereka hanya berdiam saja di penjara atau lapas? Mereka tidak jalan-jalan ke luar negeri, tidak nongki di cafe, tidak belanja ke Mall, dan tidak ngantor.

Karena mereka berkumpul? Helooo, mau mereka berkumpul seribu orang pun, kalau tidak ada satu orang pun yang positif, ya mereka gak akan terpapar virus bukan? Memang virus corona bisa muncul dari perkumpulan? Dari tempat kotor? Atau tiba-tiba muncul sendiri?

Istinya begini, jika tidak ada orang luar yang datang ke penjara dengan menyandang status positif covid-19, para napi akan lebih terbebas dari ancaman virus corona.

- Dibebaskan Lebih Aman?
Alasan pembebasan adalah demi keamanan dan keselamatan. Apakah dengan Dibebaskannya mereka menjamin bahwa semuanya lebih aman? Minimal, apakah mereka akan terbebas dari virus corona? 

Bukankah saat ini, dunia luar lebih "mengerikan" daripada di dalam penjara? Bahkan, kita, masyarakat biasa pun "dipenjara" di rumahnya sendiri. Lantas, mengapa para napi malah Dibebaskan dan menghirup udara luar yang sedang "sekarat" ini?

Jika mereka bebas, bukankah mereka harus mengarungi jalan tiap jalan, keluar sana sini, mencari rumah mereka, mendatangi orang lain, menggunakan angkutan umum, dan hal-hal lain yang justru itu bisa mengancam keselamatan mereka dari covid-19, bukan? Bahkan, bukan hal tidak mungkin mereka jadi "media" atau distributor dari penyebaran virus ini ke keluarga mereka.

- Bisakah Momen ini Dimanfaatkan dengan Baik?
Sepanjang saya hidup, selama 22 tahun, saya baru mendengar berita seperti ini. Di mana, puluhan ribu narapidana, di kasus apapun, semuanya Dibebaskan meskipun masa tahanannya masih lama. Bahkan dalam pemberitaan disebut, bahwa napi ini mempunyai sekitar setengah masa tahanan lagi.

Namun, karena virus menyebalkan, ada sejarah baru yang terjadi di Indonesia. 30 napi bisa jingkrak-jingkrak bebas di luaran. Mending, jikalau mereka sudah "tobat", lah, kalau belum bagaimana? #bukanmaksudsoudzon

Yang lebih mengerikan lagi, bagaimana jika momen ini menjadi momen yang ditunggu oleh napi lainnantinya? Di mana mereka berharap ada wabah mengerikan, sehingga mereka bisa bebas kembali dengan mudahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun